Open Access
[Mad Far’i Theory from The Qiraat Knowledge Perspective] Teori Hukum Mad Far’i dari Perspektif Ilmu Qiraat
Author(s) -
Felza Zulhibri Abd Hamid,
Nor Hafizi Yusof
Publication year - 2018
Publication title -
deleted journal
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 1985-7667
pISSN - 2289-6325
DOI - 10.37231/jimk.2018.16.1.247
Subject(s) - reading (process) , confusion , perspective (graphical) , epistemology , computer science , humanities , psychology , philosophy , psychoanalysis , artificial intelligence , linguistics
The theory of mad far’i was created by qurra´ to ensure the lengthenings of any mad are within the guides outlined in mutawatirah readings. However, there is still confusion in terms of the genuine theory of mad far’i among the Muslim community, especially in Malaysia. It is due to the limitation of knowledge that based only on the reading of Hafs bin Sulayman al-Kufi, whereas the knowledge includes the overall ikhtiyar of the mutawatirah imams. Therefore, this study aims to explore the genuine theory of mad far’i based on the overall ikhtiyar of the mutawatirah imams. It also targets to reveal that the knowledge of tajwid should also be based on the knowledge of qiraat. This descriptive study discusses the views of qurra´ with regard to mad far’i and its conclusion that leads to the outcome of the rules. All data are analysed using inductive and deductive approaches. The findings reveal that the understanding of the theory of mad far’i needs a comprehensive knowledge on the ikhtiyar of the mutawatirah imams on the lengthenings of mad far’i. If the theory of mad far’i is only based on the reading of Hafs bin Sulayman al-Kufi, it especially limits the overall knowledge of the reading itself and generally the overall various mutawatirah readings.
Abstract: Mad Far’i, Qiraat, Mutawatirah, al-Quran, Knowledge of Tajwid
Teori hukum mad far’i adalah satu kaedah yang dicipta oleh para qurra’ dalam memastikan kadar pemanjangan sesuatu mad itu tidak terkeluar daripada apa yang telah diputuskan oleh para qurra sebagai bacaan yang mutawatirah. Namun begitu berlaku kekeliruan dalam kalangan masyarakat Islam khususnya di Malaysia tentang kefahaman yang sebenar berkaitan dengan teori hukum mad far’i. Hal ini demikian kefahaman terhadap teori tersebut hanya bergantung kepada kefahaman riwayat Hafs bin Sulayman al-Kufi sahaja sedangkan kefahaman yang sebenarnya perlu meliputi keseluruhan ikhtiyar imam yang mutawatirah. Oleh itu kajian ini bertujuan untuk menyingkap kefahaman yang tepat mengenai teori hukum mad far’i berdasarkan ikhtiyar kesemua imam yang mutawatirah. Ia juga bertujuan memperlihatkan secara umum bahawasanya kefahaman tentang ilmu tajwid itu perlu selari dengan kefahaman ilmu qiraat. Kajian berbentuk diskriptif ini membahaskan pandangan para qurra berkaitan hukum mad far’i serta kesimpulannya yang menatijahkan teori hukum tersebut. Semua data dianalisis menggunakan metode induktif dan deduktif. Hasil kajian menunjukkan bahawa kefahaman sebenar tentang teori mad far’i memerlukan kefahaman yang menyeluruh terhadap ikhtiyar para imam yang mutawatirah terhadap pemanjangan mad far’i itu sendiri. Jikalau teori ini hanya disandarkan kepada pemanjangan mad far’i berdasarkan riwayat Hafs bin Sulayman al-Kufi sahaja, ia akan membantutkan kefahaman yang sebenar tentang ruang lingkup riwayat Hafs bin Sulayman al-Kufi khasnya dan kesemua bacaan al-Qur’an yang mutawatirah amnya.
Kata kunci: Mad Far’i, Qiraat, Mutawatirah, al-Quran, Ilmu Tajwid