
Maskawin dalam Sistem Perkawinan Tukar Suku Isirawa di Kampung Wari, Sarmi, Papua
Author(s) -
Lisa Marpaung
Publication year - 2021
Publication title -
kenosis
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2656-4483
pISSN - 2460-6901
DOI - 10.37196/kenosis.v7i2.377
Subject(s) - dowry , sociology , political science , ethnography , gender studies , ethnology , law , anthropology
This paper aims to explore and document the concept and meaning of dowry in the Isirawa people bride exchange system, determines its impact on women and children, and provides a reflective analysis from a feminist point of view regarding the dowry payment system. The research used the feminist ethnography qualitative method through literature studies, interviews, and observations. The results found that the dowry exchange system, when viewed from a positive side, means that women or children are considered very valuable and vital for the Isirawa community, namely to strengthen kinship between families and clumps, to continue the clan, as a tool of peace in a conflict as prevention of domestic violence. However, on the other hand, it has a negative impact that is more detrimental to women, namely limiting women's rights, violence, and unfair treatment of women and children. So, it needs to be criticized and consider changing some parts of the tradition that marginalize them by providing solutions, understandings, and new Christian values not to eliminate the existing culture but continue to enable carrying out the tradition for the welfare of the people without harming the other.AbstrakTulisan ini bertujuan untuk mengeksplorasi dan mendokumentasikan konsep dan makna maskawin dalam sistem perkawinan tukar pada Suku Isirawa, melihat dampaknya bagi perempuan dan anak, serta memberikan analisis reflektif dari sudut pandang feminis mengenai hal tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif etnografi feminis, melalui studi kepustakaan, wawancara, dan observasi. Hasilnya ditemukan bahwa pada sistem tukar-menukar maskawin tersebut jika dilihat dari sisi positif memiliki makna perempuan atau anak dianggap sangat berharga dan penting bagi masyarakat Isirawa, yakni untuk mempererat kekerabatan antar keluarga dan rumpun, meneruskan marga, dan sebagai alat perdamaian konflik seperti untuk mencegah kekerasan dalam rumah tangga. Tetapi, di sisi lain memiliki dampak negatif yang merugikan, beberapa di antaranya membatasi hak-hak perempuan, terjadi kekerasan, dan perlakuan tidak adil terhadap perempuan dan anak. Dengan demikian, perlu dikritisi dan dipertimbangkan untuk mengubah beberapa bagian tradisi yang memarinalkan tersebut dengan bersama-sama memberi solusi, pemahaman, dan nilai Kristiani yang baru, sehingga tidak serta-merta menghilangkan total budaya yang ada. Sebaliknya, tradisi tetap dapat terlaksana untuk menyejahterakan umat tanpa merugikan salah satu pihak.