Identifikasi Tingkat Pemakaian Obat Menggunakan Metode Fuzzy C-Means

Obat merupakan salah satu komponen tak tergantikan dalam pelayanan Kesehatan yang dapat membantu dalam mengobati masyarakat yang sakit. Perencanaan kebutuhan obat merupakan salah satu aspek penting dalam pengelolaan obat, karena berpengaruh pada pengadaan, peredaran dan penggunaan obat di unit pelayanan kesehatan.  Perencanaan kebutuhan obat yang tepat akan menjadikan pengadaan efektif dan efisien sehingga sesuai dengan kebutuhan pelayanan kesehatan dengan kualitas yang terjamin dan dapat diperoleh pada saat dibutuhkan. Puskesmas merupakan salah satu pelayanan kesehatan yang dikelola di bawah Dinas Kesehatan Kabupaten dan Kota. Namun pada kenyataannya masih terdapat kendala dalam proses pengadaan obat di Puskesmas sehingga belum mencapai pelayanan prima terkait ketersediaan pelayanan obat.  Clustering dalam Data Mining dapat digunakan untuk menganalisa pemakaian obat-obatan, perencanaan dan pengendalian obat-obatan di Puskesmas. Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah algoritma Fuzzy C-Means yang merupakan metode pembelajaran mesin tanpa pengawasan yang paling banyak digunakan dan relatif berhasil di antara banyak algoritma pengelompokan fuzzy. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengelompokkan data obat-obatan yang dapat digunakan sebagai referensi dalam pengambilan keputusan dalam perencanaan dan pengendalian pasokan medis di puskesmas tersebut. Berdasarkan 501 record data LPLPO Bulanan Farmasi pada bulan Oktober 2020-Februari 2021, didapatkan hasil cluster satu sebanyak 179 jenis obat yang termasuk ke dalam tingkat pemakaian rendah, cluster 2 terdapat 18 jenis obat yang termasuk ke dalam tingkat pemakaian sedang dan cluster 3 sebanyak 4 jenis obat yang termasuk ke dalam tingkat pemakaian tinggi