z-logo
open-access-imgOpen Access
Penataan Hunian Kawasan Bantaran Sungai Bone Kota Gorontalo
Author(s) -
Andika Ali,
Sri Sutarni Arifin,
Elvie Fatmah Mokodongan
Publication year - 2018
Publication title -
jurnal teknik
Language(s) - Italian
Resource type - Journals
ISSN - 2715-7660
DOI - 10.37031/jt.v16i1.52
Subject(s) - humanities , physics , art
Kota akan selalu mengalami perkembangan dari tahun ke tahun, baik secara fisik maupun non fisik. Perkembangan kota selalu dihadapkan dengan permasalahan-permasalahan yang terjadi  dilingkungannya,  seperti  yang  terjadi  di  bantaran  sungai  biasanya  identik  dengan sampah,  kotor,  dan  kawasan  kumuh.    Gambaran  ini  ada  benarnya  jika  kita  melongok kawasan bantaran sungai di tengah kota dan sekitarnya. .  Problematika ini hampir ada di setiap  kota-kota  besar  di  Indonesia  dan   tidak  kurang  upaya  pemerintah  menata  kawasan ini  agar  menjadi  lingkungan  yang  bersih  dan  nyaman,  masyarakatpun  sebenarnya menginginkan hal yang sama. Rumah adalah bagian yang utuh dari permukiman, dan bukan hasil fisik sekali jadi semata, melainkan  merupakan  suatu  proses  yang  terus  berkembang  dan  terkait  dengan  mobilitas sosial ekonomi penghuninya dalam suatu kurun waktu. Yang terpenting dan rumah adalah dampak  terhadap  penghuni,  bukan  wujud  atau  standar  fisiknya.  Selanjutnya  dikatakan bahwa  interaksi  antara  rumah  dan  penghuni  adalah  apa  yang  diberikan  rumah  kepada penghuni serta apa yang dilakukan penghuni terhadap rumah. Kawasan  adalah  suatu  daerah  di  permukaan  bumi  yang  relative  homogeny  dan  berbeda disekelilingnya  berdasarkan  kriteria  tertentu,  definisi  dan  deskripsi  tentang  kawasan menjadi  perhatian  utama  para  ahli  demografi  pada  pertengahan  abad  ke-20.  Dalam mengelola  kawasan  Tepian  Air,  beberapa  elemen  dapat  diberikan  penekanan  dalam memberikan  solusi  desain  yang  spesifik,  yang  membedakan  dengan  olahan  kawasan lainnya  atau  yang  dapat  memberikan  kesan  mendalam,  sehingga  selalu  dikenang  oleh pengunjung.  Secara  arsitektur,  bangunan  permukiman  tepi  sungai  dibedakan  menjadi bangunan  di  atas  tanah,  bangunan  panggung  di  darat,  bangunan  panggung  di  atas  air, bangunan rakit di atas air. Arsitektural bangunan dibuat dengan kaidah tradisional maupun modern,  sesuai  dengan  latar  belakang  budaya  dan  suku/etnis  masing-masing.    Tipologi bangunan  menggunakan  struktur  dan  konstruksi  sederhana,  tradisional  dan  konvensional, yang kurang memperhitungkan pengaruh angin.

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here