z-logo
open-access-imgOpen Access
PENGARUH PENGGUNAAN METODE STORYTELLING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA KONSEP GERAK BENDA DAN ENERGI
Author(s) -
Iis Widiastuti,
Sopyan Hendrayana
Publication year - 2020
Publication title -
didaktik/didaktik: jurnal ilmiah pgsd stkip subang
Language(s) - Uncategorized
Resource type - Journals
eISSN - 2614-722X
pISSN - 2477-5673
DOI - 10.36989/didaktik.v6i1.109
Subject(s) - physics , humanities , art
Penelitian ini didasarkan pada suatu masalah yang ditemukan saat melakukan observasi di SDN Ujungberung, khususnya pada konsep IPA. Permasalahan yang ditemukan ialah rendahnya keterampilan proses sains yang dimiliki siswa. Keterampilan proses sains yang diamati meliputi keterampilan mengobservasi, mengomunikasikan, dan menyimpulkan. Rendahnya keterampilan proses sains ini disebabkan oleh proses pembelajaran yang belum memfasilitasi siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran serta masih rendahnya daya serap siswa. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, peneliti menggunakan salah satu metode pembelajaran dengan menggunakan metode storytelling. Dalam penelitian ini desain yang digunakan adalah quasi experiment yaitu dengan membandingkan dua sampel SD yang berbeda, satu SD dijadikan kelas eksperimen dan SD lain dijadikan sebagai kelas kontrol. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data kuantitatif. Berdasarkan teknik analisis data postest dilakukan uji normalitas, uji homogenitas, dan uji perbedaan dua rerata (uji-t) untuk mengetahui perbedaan kemampuan keterampilan proses sains pada kedua sampel. Hasil analisis data yang diperoleh kedua sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal dengan nilai signifikansi 0,00 dari kriteria nilai signifikansi < 0,05 (0,00 <0,05) yang berarti terdapat perbedaan kemampuan keterampilan proses sains antara kedua sampel. Kemampuan keterampilan proses sains siswa yang menggunakan metode storytelling lebih baik dari pada yang menggunakan metode ceramah. Hal ini dapat dilihat pada data gain hasil penelitian, untuk kelas eksperimen sebesar 0,47 dengan interpretasi sedang, sedangkan pada kelas kontrol sebesar 0,14 dengan interpretasi rendah. Selain itu, untuk mengetahui kemampuan keterampilan proses sains pada kelas eksperimen peneliti menggunakan skala rating. Dari hasil yang diperoleh dari tiga keterampilan proses sains yang dicapai, dilihat dari prosentasi yang didapat yaitu sebesar 86,1% dengan kategori cukup baik. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa metode storytelling memberikan kontribusi positif terhadap keterampilan proses sains siswa dibandingkan dengan pembelajaran yang menggunakan metode ceramah. Oleh karena itu, peneliti merekomendasikan metode storytelling kepada para guru sebagai salah satu alternatif dalam upaya meningkatkan keterampilan proses sains siswa dalam pembelajaran IPA.    

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here