
Aplikasi Metode Zero Meter Haul Distance Measurement Untuk Meningkatkan Keselamatan Kerja Dan Menghemat Biaya Penambangan
Author(s) -
Wahyu Kunto Wibowo
Publication year - 2019
Publication title -
prosiding temu profesi tahunan perhapi
Language(s) - Uncategorized
Resource type - Journals
eISSN - 2685-8908
pISSN - 2686-2603
DOI - 10.36986/ptptp.v0i0.1
Subject(s) - physics , humanities , art
Jarak angkut adalah salah satu komponen dalam biaya penambangan yang dapat mempengaruhi keekonomisan sebuah tambang. Jarak angkut direncanakan bersamaan dengan perencanaan produksi suatu tambang. Jika jarak angkut yang dihasilkan dalam suatu proses perencanaan tambang ternyata membuat tambang tersebut tidak ekonomis, maka akan dilakukan perencanaan ulang sehingga dihasilkan jarak angkut yang membuat tambang tersebut menjadi ekonomis yaitu dengan merubah lokasi timbunan dan arah penambangan. Pengawasan jarak angkut di PT Arutmin Indonesia dilakukan bersama antara perwakilan perusahaan dan perwakilan kontraktor secara harian yaitu dengan pengukuran lokasi penambangan dan lokasi buang tiap unit alat berat yang bekerja. Untuk meningkatkan keselamatan kerja, PT Pama Persada Nusantara telah membuat suatu standar prosedur kerja yang mengharuskan kendaraan pengambil data jarak angkut berada pada jarak aman minimal tiga puluh meter dari unit alat berat yang bekerja. Tambahan jarak aman ini akan menjadi variabel tetap pada rekonsiliasi jarak angkut bulanan. Melalui pengamatan berkala, terlihat bahwa jarak aman aktivitas pengukuran jarak angkut kurang dari tiga puluh meter. Hal ini tentunya menambah resiko terjadinya kecelakaan kerja dan juga menjadi faktor penambah biaya penambangan. Melalui pengamatan kondisi kerja di lapangan dan analisa data, disepakati bersama untuk menghilangkan jarak aman pada aktivitas pengukuran jarak angkut namun dengan menghentikan sementara aktivitas unit alat berat yang bekerja selama pengukuran. Metode ini diberi nama Zero Meter Haul Distance Measurement. Metode ini terbukti aman dan dapat menghemat biaya bulanan sebesar enam ratus juta rupiah pada tingkat produksi lima ratus ribu ton batubara perbulan pada nisbah pengupasan (SR) empat.