z-logo
open-access-imgOpen Access
LAHIRNYA PERJANJIAN LANRISANG DAN SALEMO ABAD XVII
Author(s) -
Rosdiana Hafid
Publication year - 2017
Publication title -
walasuji
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2502-2229
pISSN - 1907-3038
DOI - 10.36869/wjsb.v8i2.126
Subject(s) - humanities , art
Kajian penelitian ini merupakan sejarah politik yang mewarnai kehidupan masyarakat Sulawesi Selatan antara Kerajaan Balanipa dengan Kerajaan Bone. Kajian ini bertujuan untuk mengungkap dan menjelaskan tentang lahirnya Perjanjian Lanrisang dan Perjanjian Salemo. Metode yang dipergunakan adalah metode sejarah yang meliputi empat tahap secara sistematis, yaitu: pengumpulan data, kritik sumber, interpretasi, dan penulisan sejarah. Hasil penelitian menggambarkan bahwa tiga perjanjian lahir karena dilatari adanya konflik antara dua pihak.Konflik itu kemudian berkembang menjadi peperangan yang sangat merugikan semua pihak yang bertikai. Akhir dari peperangan itulah yang menutup dan mengakhiri segalanya dengan lahirnya sebuah perjanjian. Dua perjanjian itu melibatkan secara langsung Kerajaan Balanipa, yaitu Perjanjian Salemo satu dan Perjanjian Lanrisang. Sementara itu, Perjanjian Salemo tidak melibatkan secara langsung Kerajaan Balanipa, tetapi yang berkonflik adalah Todani Arung Bakke, raja dari Kerajaan Limae Ajatappareng.

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here