z-logo
open-access-imgOpen Access
Pandangan Mufassir Tentang Konsep Belajar Mengajar
Author(s) -
Adnan Syarif,
Haidar Idris
Publication year - 2018
Publication title -
tarbiyatuna
Language(s) - Uzbek
Resource type - Journals
eISSN - 2442-4579
pISSN - 2085-6539
DOI - 10.36835/tarbiyatuna.v11i2.339
Subject(s) - humanities , art , philosophy
Tulisan ini ingin menunjukkan konsepsi para Ahli Tafsir dan bahkan Mufassir tentang belajar dalam Islam. Karena menggunakan sudut pandang mufassir, penelitian ini akan melihat pandangan para mufassir tentang konsep belajar secara spesifik di Alqur’an. Bagaimana cara mereka menafsiri dan seterusnya. Konsepsi belajar dalam al-Qur'a>n berbeda dengan konsepsi belajar yang biasa ditemukan dalam dunia pendidikan selama ini. Hal ini bisa dilihat pada ayat pertama yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad saw ketika bertahanus di Gua Hira'. Ayat yang pertama kali turun memerintahkan kepada beliau untuk membaca dengan menyebut nama Tuhannya yang menciptakan, Jibril berkata “iqra' bismi rabbika” (bacalah dengan nama Tuhanmu). Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa Al-Maraghi, Ibnu Kathir, ‘Ali al-Shabuni dan Muhammad Qurais Shihab memiliki perbedaa pendapat dalam memaknai ayat-ayat tentang konsep belajar. Perbedaan lebih terlihat dalam penentuan perintah belajar dan mengajar. Mana yang didahulukan dan apakah perintah untuk nabi secara pribadi atau untuk umatnya, termasuk konsepsi tentang belajar dan mengajar, adakah belajar lebih dulu dari pada mengajar.

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here