Faktor Yang Memengaruhi Kejadian Dermatitis Kontak pada Petugas Pengangkut Sampah Di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Kota Tembilahan Tahun 2019

Sampah selain dapat mengganggu estetika atau keindahan, sampah juga dapat menyebabkan terjadinya banjir dan gangguan kesehatan atau penyakit bagi manusia. Penyakit kulit merupakan salah satu penyakit akibat kerja yang sangat sering ditemukan. Berdasarkan hasil Riskesdas, 2007, dermatitis di Riau menyumbang sekitar 47,6 % (persen) berasal dari pekerja penglola sampah dan di Indragiri Hilir menyumbang kasus dermatitis sebesar 6,3%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Dermatitis Kontak Pada Petugas Pengangkut Sampah di TPA Sampah Kota Tembilahan. Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah analitik dengan desain crossectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petugas pengangkut sampah di Kota Tembilhan Tahun 2018 sebanyak 294 orang. Analisa data dilakukan secara univariat, bivariat dan multivariate menggunakan uji regeresi logistik berganda. Hasil penelitian menemukan petugas pengangkut sampah dengan personal higiene tidak baik berpeluang untuk mengalami dermatitis kontak  4.94 kali,  lama kontak > 8 jam berpeluang untuk mengalami dermatitis kontak  3.86 kali, umur < 31 tahun berpeluang untuk mengalami dermatitis kontak  41.78 kali lebih tinggi dibandingkan dengan umur ≥ 31 tahun, jenis kelamin perempuan berpeluang untuk mengalami dermatitis kontak  2.78 kali dan ada hubungan antara penggunaan APD dengan kejadian dermatitis kontak (pvalue = 0.00). Disarankan dari hasil penelitian ini kepada petugas sampah untuk selalu menjaga personal hygiene, kapan kontak dengan sampah, dan usia yang tepat dalam mengangkut sampah agar tidak terjangkit Dermatitis Kontak.