
Perbedaan Penurunan Jumlah Koloni Candida Albicans Antara Pemberian Cebokan Rebusan Biji Manjakani Dan Daun Sirih Merah Pada Wanita Usia Subur (WUS) Yang Mengalami Keputihan
Author(s) -
Lia Fitria,
M. Nurhalim Shahib,
Herri S. Sastramihardja
Publication year - 2020
Publication title -
jurnal medikes
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2685-2195
pISSN - 2356-1718
DOI - 10.36743/medikes.v7i1.221
Subject(s) - traditional medicine , medicine
Keputihan merupakan salah satu keluhan yang paling umum terjadi pada wanita usia reproduksi dan terjadi 80% pada usia 15-45 tahun. Salah satu tanaman herbal untuk mengatasi keputihan adalah biji manjakani (Quercus infectoria Gall) dan daun sirih merah (Piper crocatum). Biji manjakani dan daun sirih merah memiliki kandungan flavonoid, tanin, saponin, triterpenoid dan kuinon yang diyakini sebagai antibakteri dan antijamur. Penelitian ini merupakan studi Kuasi Eksperimen dengan non equivalent (pretest dan posttest) control group design, dengan sampel berjumlah 28 responden. Hasil penelitian perbedaan penurunan jumlah koloni Candida albicans antara pemberian cebokan rebusan biji manjakani dan sirih merah secara statistik tidak bermakna dengan nilai p=0,062 (p>0,05), dan perbedaan penurunan keluhan keputihan antara pemberian cebokan rebusan biji manjakani dan sirih merah secara statistik bermakna dengan nilai p=0,001 (p<0,05). Simpulan penelitian ini adalah tidak terdapat perbedaan penurunan jumlah koloni Candida albicans antara pemberian cebokan rebusan biji manjakani dan daun sirih merah pada wanita usia subur (wus) yang mengalami keluhan keputihan.