z-logo
open-access-imgOpen Access
Membangun Karakter dan Menanamkan Budi Pekerti Bagi Petani pada Tradisi Wiwitan di Desa Gilangharjo Pandak Bantul
Author(s) -
Bintari Listyani
Publication year - 2020
Publication title -
criksetra (palembang)/criksetra
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2656-9620
pISSN - 1978-8673
DOI - 10.36706/jc.v9i1.10210
Subject(s) - ceremony , sociology , humanities , art , theology , philosophy
Budi pekerti adalah nilai moralitas manusia yang disadari dan dilakukan dalam kehidupan masyarakat dan menyampaikan nilai-nilai serta pesan moral. Masyarakat Desa Gilangharjo, Pandak, Bantul sampai saat ini masih mempertahankan upacara sedekah bumi yaitu Tradisi Wiwitan yang di dalamnya mengandung nilai-nilai budi pekerti. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan Tradisi Wiwitan di Desa Gilangharjo Pandak Bantul. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi partisipasi, wawancara mendalam, studi pustaka, dan dokumentasi. Hasil penelitian menjelaskan bahwa Tradisi Wiwitan yang dilaksanakan tahun 2019,  jatuh di hari Rabu Pahing bulan Sura atau Rabu tanggal 4 September 2019. Tradisi Wiwitan dimaksudkan sebagai sarana tolak bala (menolak hal-hal yang tidak baik) dan bentuk rasa syukur para petani kepada Tuhan yang telah membebaskan tanaman padinya dari semua hama dan penyakit tanaman padi sehingga siap dipanen. Dalam Tradisi Wiwitan terdapat nilai karakter yang bermanfaat dalam kehidupan bermasyarakat contohmya nilai religi, nilai sosial, saling menghormati antar umat beragama, tanggung jawab.Kata kunci: Tradisi Wiwitan, Uba Rampe, Tolak Bala, Budi PekertiMorality is a value of human morality that is realized and carried out in people's lives and conveys moral values and messages. The people of Gilangharjo Village, Pandak, Bantul still maintain the earth alms ceremony, namely the Wiwitan Tradition, which contains the values of character. The purpose of this study is to describe the Wiwitan Tradition in the Gilangharjo Pandak Village of Bantul. This type of research is descriptive qualitative with data collection techniques through participatory observation, in-depth interviews, literature study, and documentation. The results of the study explained that the wiwitan tradition which was carried out this year fell on Wednesday Pahing Sura month or Wednesday, September 4 2019. The wiwitan tradition was intended as a means of repelling reinforcements (rejecting things that are not good) and a form of gratitude of farmers to God who had freeing rice plants from all pests and diseases of rice plants so that they are ready to be harvested. In the Wiwitan Tradition there are character values that are useful in social life, for example religious values, social values, mutual respect between religious communities, responsibilityKeywords: Wiwitan Tradition, Uba Rampe, Reject Reinforcements, Character

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here