z-logo
open-access-imgOpen Access
TRADISI GEBUG ENDE BENTUK RITUAL MEMOHON HUJAN PADA MASYARAKAT SERAYA DI DESA PATAS KABUPATEN BULELENG
Author(s) -
Dewa Nyoman Sucita
Publication year - 2019
Publication title -
jurnal widya sastra pendidikan agama hindu
Language(s) - Italian
Resource type - Journals
ISSN - 2656-7466
DOI - 10.36663/wspah.v2i2.16
Subject(s) - humanities , art
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berbagai hal ikhwal terkait denganpementasan Gebug Ende yang dilaksanakan dalam kaitannya dengan memohon hujan padamasyarakat Seraya, di desa Patas, Kecamatan Gerogak, Kabupaten Buleleng. Untukmencapai tujuan itu digunakan beberapa metode, antara lain metode pendekatan purposivesampling dan snowball sampling, metode pengumpulan data, wawancara dan pencatatandokumen dan metode analisis data kualitatif. Di samping itu, ditunjang pula oleh teori relegidari Koentjaraningrat. Berdasarkan hal tersebut hasil yang diperoleh sebagai berikut: 1). Larabelakang pementasan tradisi Gebug Ende pada upacara memohon hujan adalah sejarahkemenangan prajurit-prajurit Karangasem yang berasal dari desa Seraya berkat adanyahujan lebat pada saat perang melawan prajurit Seleparang, sehingga setiapkekeringan/kemarau, dilaksanakan ritual mememohon hujan selalu disertai denganpermainan perang-perangan yang disebut Gebug Ende. 2). Upakara yang mengiringipementasan tradisi Gebug Ende di desa Patas, sangat sederhana, yakni berupa sesajenatau banten. Banten yang digunakan sangat sederhana terdiri dari beberapa jenis bantensaja, yaitu canang raka, daksina, dan segehan nasi hitam putih.3). Tempat pementasantradisi Gebug Ende tidak harus mencari tempat suci, melainkan tepat atau areal yang luasdan datar yang berada di wilayah atau kawasan desa Patas. Oleh karena itu, tempatnya bisaberpindah-pindah. 4). Pakaian dan perlengkapan peserta Gebug Ende di desa Patas hanyamenggunakan 1). Destar/ikat kepala berwarna merah sebagai lambang keberanian, (2).Kain/kamen, dipakai dengan mebulet ginting dan (3). Saput poleng, (hitam putih) sebagailambang rwa bhineda (baik buruk). 5).Tata cara pementasan tradisi Gebug Ende di desaPatas dipimpin oleh seorang saya, yang diawali dengan ritual keagamaan. Selanjutnya sayamenyampai aturan permainan.

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here