z-logo
open-access-imgOpen Access
PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN SEBAGAI UPAYA PENANGANAN STUNTING PADA BALITA DI INDONESIA
Author(s) -
Yuni Khoirul Waroh
Publication year - 2019
Publication title -
embrio: jurnal kebidanan/embrio : jurnal kebidanan
Language(s) - Italian
Resource type - Journals
eISSN - 2714-7886
pISSN - 2089-8789
DOI - 10.36456/embrio.vol11.no1.a1852
Subject(s) - medicine , gynecology
Stunting (kerdil) adalah kondisi dimana balita memiliki panjang atau tinggi badan yang kurang jika dibandingkan dengan umur. Kondisi ini diukur dengan panjang atau tinggi badan yang lebih dari minus dua standar deviasi median standar pertumbuhan anak dari WHO. Balita stunting termasuk masalah gizi kronik yang disebabkan oleh banyak faktor seperti kondisi sosial ekonomi, gizi ibu saat hamil, kesakitan pada bayi, dan kurangnya asupan gizi pada bayi. Balita stunting di masa yang akan datang akan mengalami kesulitan dalam mencapai perkembangan fisik dan kognitif yang optimal. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 menunjukkan prevalensi balita pendek di Indonesia sebesar 36,8%. Pada tahun 2010, terjadi sedikit penurunan menjadi 35,6%. Namun prevalensi balita pendek kembali meningkat pada tahun 2013 yaitu menjadi 37,2%. Prevalensi balita pendek  Riskesdas tahun 2018 terjadi sedikit penurunan menjadi 30,8%.  Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga, upaya yang dilakukan untuk menurunkan prevalensi stunting pada balita adalah dengan menyelenggarakan program Pemberian Makanan Tambahan (PMT). Yang dimana dengan Pemberian Makanan Tambahan akan menurunkan angka kejadian stunting pada balita Kata kunci: Stunting, PMT, Balita, Indonesia

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here