z-logo
open-access-imgOpen Access
POLA DIDIK ORANGTUA DALAM PEMBINAAN AKHLAK ANAK (Studi Kasus pada Orangtua Single Parent di Kecamatan Haurgeulis)
Author(s) -
Saepulloh Saepulloh
Publication year - 2021
Publication title -
jurnal syntax imperatif
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2721-2491
pISSN - 2721-2246
DOI - 10.36418/syntax-imperatif.v2i1.65
Subject(s) - humanities , physics , psychology , philosophy
Tulisan ini mengkaji pola didik orang tua dalam pembinaan akhlak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dan objek penelitian adalah sebagian keluarga di salah satu kabupaten yang ada di Jawa Barat, dimana keluarga yang memenuhi keriteria yaitu keluarga yang “utuh”, dan memiliki anak usia sekolah yang berakhlakul karimah dan disiplin, keluarga single parent dan keluarga “tidak utuh” serta memiliki anak sekolah yang kurang berakhlak baik dan tidak disiplin diri. Data yang terkumpul dianalisis secara reduktif fenomenologis dan editik selama pengumpulan data berlangsung. Kegiatan meliputi mereduksi data, menyajikan data, menarik kesimpulan, dan melaksanakan verifikasi. Dalam mereduksi data pada penelitian ini, penulis melakukan upaya untuk “kembali” kepada yang telah ada terdahulu. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar orang tua cenderung mendidik anak-anak mereka dengan pola otoriter, namun demikian sebagian dari mereka juga menggunakan pola didik demokratis dan bebas. Demikian juga sebagian besar orang tua melakukan pembinaan akhlak kepad anak-anaknya, namun demikian, sebagian dari mereka juga kurang dalam membina akhlak anak-anaknya. Dari hasil analisis penelitian ini dapat disingkapkan sruktur dasar yang membuat anak-anak memiliki dan mengembangkan akhlak yang mulia merupakan kesatuan utuh dari masing-masing pembinaan orang tua. Hubungan pola didik orang tua dalam pembinaan akhlak anak dengan tingkatan apresiasi anak berdasarkan kata hati, nalar dan naluri terjadi karena pasang surutnya kewibawaan dan kepercayaan terhadap orang tua dapat menggetarkan dawai kata hatinya sehingga kewibawaan dan kepercayaan orang tua memiliki medan pesona mental roundrtrip secara psikologis dan emosional, serta nilai-nilai agama harus bermakna secara ekumeni transendentaldalam kerangka hubungan dengan Allah dan sesama manusia.  

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here