z-logo
open-access-imgOpen Access
GAMBARAN HISTOPATOLOGI KULIT TIKUS WISTAR PADA PERIODE DEKOMPOSISI TERHADAP SUHU UDARA YANG BERBEDA
Author(s) -
Marlion Anthonius Elim,
Intarniati Nur Rohma,
Julia Ike Haryanto,
Hermawan Istiadi
Publication year - 2021
Publication title -
medica hospitalia: journal of clinical medicine/medica hospitalia
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2685-7898
pISSN - 2301-4369
DOI - 10.36408/mhjcm.v8i3.595
Subject(s) - physics , gynecology , traditional medicine , medicine
LATAR BELAKANG : Salah satu tujuan pemeriksaan forensik pada jenazah adalah menentukan perkiraan waktu kematian. Perubahan pada tubuh manusia setelah mati dapat berkontribusi dalam penentuan waktu kematian, namun hal ini cukup sulit bila kondisi jenazah sudah memasuki tahap pembusukan. Banyak metode telah dikembangkan untuk penentuan waktu kematian secara kuantitatif. Jaringan kulit merupakan bagian paling luar dari tubuh manusia yang juga mengalami perubahan setelah kematian sehingga dapat digunakan sebagai petunjuk waktu kematian tanpa melakukan insisi yang luas pada tubuh. TUJUAN : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu udara yang berbeda pada periode dekomposisi terhadap gambaran histopatologi kulit tikus wistar.  Periode dekomposisi yang dipakai adalah 24, 48 dan 72 jam. Suhu yang dipakai adalah suhu rata-rata di kota Semarang tahun 2019 yaitu pada suhu 180C, 280C dan 390C. METODE : Penelitian analitik deskriptif dengan pendekatan ekperimental menggunakan kulit tikus wistar sebagai sampel. Sampel kemudian di analisa secara Patologi Anatomi dengan pewarnaan HE, dilihat epidermis, dermis, folikel rambut dan kelenjar sebasea dalam 5 lapang pandang besar untuk melihat derajat kerusakan menurut Carsana (0-5), kemudian dikategorikan menjadi kategori ringan, sedang dan berat. Data kemudian diolah dengan SPSS for windows versi 15. HASIL : Perbadingan derajat kerusakan histopatologi kulit pada periode dekomposisi 24, 48 dan 72 jam terhadap suhu udara memberikan hasil yang signifikan dengan nilai p<0,05. Demikian juga dengan hasil uji kelompok suhu dibandingkan dengan periode dekomposisi memberikan hasil yang signifikan pada suhu 280C dan 390C. KESIMPULAN : Penelitian ini menunjukan peningkatan suhu udara dan periode dekomposisi berbanding lurus dengan gambaran kerusakan histopatologi kulit.

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here