z-logo
open-access-imgOpen Access
Hubungan Biofilm dan Resistensi Bakteri dengan Respon Klinis Terapi Antibiotik Topikal pada Otitis Media Supuratif Kronis Benigna
Author(s) -
Brammediansyah Suprihati
Publication year - 2017
Publication title -
medica hospitalia: journal of clinical medicine/medica hospitalia
Language(s) - Slovenian
Resource type - Journals
eISSN - 2685-7898
pISSN - 2301-4369
DOI - 10.36408/mhjcm.v3i3.228
Subject(s) - medicine , pseudomonas aeruginosa , gynecology , microbiology and biotechnology , biology , bacteria , genetics
Latar belakang : Terapi pada otitis media supuratif kronik (OMSK) adalah konservatif. Terjadinya peningkatan resistensi bakteri penyebab OMSK merupakan salah satu faktor kegagalan terapi OMSK yang disebabkan oleh kemampuan bakteri untuk membentuk biofilm. Biofilm merupakan mekanisme penting terjadinya resistensi antibiotik. Bakteri penyebab terbanyak dan mempunyai kemampuan membentuk biofilm pada OMSK adalah Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan terbentuknya biofilm pada biakan kuman yang di isolasi dari kultur OMSK dan hubungannya dengan respon klinis terapi antibiotika topikal pada OMSK benigna. Metode : Disain penelitian kohort prospektif pada pasien OMSK. Discarj telinga tengah dikultur, dilakukan tes resistensi dan pemeriksaan biofilm. Faktor risiko kebiasaan mandi disungai atau kolam, kebiasaan mengorek telinga, dan riwayat ISPA didapatkan dari anamnesis. Uji statistik menggunakan uji Chi Square. Hasil : Didapatkan 35 subyek penderita OMSK. Wanita (51,43 %), pendidikan SLTA (88,57 %), rerata usia 15–25 tahun (51,43 %), dan profesi pelajar (40 %). Hasil kultur bakteri yang paling banyak ditemukan Pseudomonas aeruginosa (42,9%), pemeriksaan biofilm positif pada pseudomonas aeruginosa sebanyak (28,6%). Hasil kultur bakteri biofilm positif yang MDR sebanyak (57,1%). Hasil analisis uji Chi Square tidak didapatkan hubungan bermakna dari biofilm (p=0,112), kebiasaan berenang di kolam/sungai (p=1,000), kebiasaan membersihkan telinga (p=0,171), Riwayat ISPA (p=0,171), dan faktor risiko MDR (p=1,000) terhadap respon klinis. Simpulan : Didapatkan bakteri biofilm positif dengan etiologi bakteri terbanyak Pseudomonas aeruginosa. Tidak ada hubungan antara resistensi bakteri, pembentukan biofilm, kebiasaan mandi, kebiasaan mengorek telinga dan riwayat ISPA berulang dengan respon klinis pada pasien OMSK

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here