
Konsep Negara Utama Al-Farabi Dan Relevansinya
Author(s) -
Sunaryo Sunaryo
Publication year - 2018
Publication title -
diskursus : jurnal filsafat dan teologi sekolah tinggi filsafat driyarkara/diskursus
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2580-1686
pISSN - 1412-3878
DOI - 10.36383/diskursus.v17i1.183
Subject(s) - humanities , philosophy , sociology
Abstrak: Dalam artikel ini penulis mengeksplorasi gagasan kota utama yang diajukan oleh Abu Nashr al-Farabi (870-950 M), seorang filsuf Muslim di abad ke-10. Gagasan al-Farabi mengenai kota utama banyak penulis ambil dari karya utamanya yang sangat terkenal, Mabdi r Ahl al-Madinah al-Fdhilah yang secara harafiah berarti “Dasar-dasar Pandangan Warga Kota Utama.” Pandangan al-Farabi dalam karya ini banyak dipengaruhi oleh dua filsuf Yunani, yakni Plato dan Aristoteles. Kota utama adalah kota yang warganya mengerti hakikat kebenaran (teoritis) dan juga memiliki kemampuan bertindak secara moderat (tawassuth) dengan mempertimbangkan tempat, waktu, pelaku dan juga alasan mengapa hal itu perlu dilakukan (phronesis). Keutamaan ini bisa mengantarkan para warganya untuk mencapai kebahagiaan (al-sa’dah). Kebahagiaan adalah tujuan hidup yang paling utama dan paling tinggi bagi manusia. Bagi al-Farabi, dalam upaya mewujudkan kota utama, peran filsuf raja menjadi sangat penting karena dia yang akan mendidik para warga untuk mengerti dan bisa bertindak sesuai dengan nilai-nilai keutamaan.
Kata-kata Kunci: Kota utama, kebahagiaan, emanasi, neoplatonisme, penyatuan, phronesis.
Abstract: In this article I will explore al-Farabi’s idea of virtuous city. Abu Nashr Al-Farabi is a Muslim philosopher who lived in 870 to 950. The idea of virtuous city much refers to his master piece, Mabdi r Ahl al-Madnah al-Fdhilah, which literally means “the principles of the views of citizens in virtuous city.” Al-Farabi’s concept of virtuous city in this book is much influenced by two Greek philosophers, i.e. Plato and Aristoteles. The virtuous city is the city in which the virtuous citizens live. The virtuous citizens are those who understand the nature of truth and have virtuous character (phronesis). This virtue will carry the citizens to happiness (al-sa’ dah). The happiness is the ultimate goal for all human beings. According to al-Farabi, to make virtuous city happen, the role of philosopher-king is very important. He will teach and educate the people to understand the nature of truth and act in accordance with virtuous character.
Keywords: Virtuous City, happiness, emanation, Neoplatonism, union, phronesis.