
Analisis Pertumbuhan Jumlah Kamar Hotel, Jumlah Wisatawan dan Mahasiswa Perguruan Tinggi Pariwisata Program Studi Perhotelan
Author(s) -
Santoso Santoso
Publication year - 2021
Publication title -
media wisata
Language(s) - Uncategorized
Resource type - Journals
eISSN - 2685-8436
pISSN - 1693-5969
DOI - 10.36276/mws.v12i1.199
Subject(s) - business administration , humanities , political science , business , art
Pariwisata merupakan lokomotif penggerak ekonomi rakyat karena memiliki multiplier efek yang luas bagi masyarakat. Pariwisata diharapkan akan menjadi penghasil devisa utama mengingat besarnya potensi wisata dan luasnya wilayah Indonesia dengan berbagai keragaman alam dan budaya Oleh karena itu, peranan dari pemerintah dan industri pariwisata termasuk pramuwisata amat penting dalam upaya memajukan menyukseskan pembangunan pariwisata nasional. Salah satu langkah strategis adalah peran pendidikan pariwisata dalam rangka peningkatan kualitas SDM pariwisata. Seiring dengan perkembangan jumlah kamar hotel yang ada di Yogyakarta kebutuhan akan tenaga bidang perhotelan ini semakin tinggi dan oleh karenannya semakin agrtesif departemen personalian di berbagai hotel untuk melakukan kerjasama dengan pihak sekolah atau perguruan tinggi dalam rangka menjaring tenaga kerja yang profesional. SDM industri masih bermasalah dalam hal kualitas kompetensi. Hal ini tercermin dari kurangnya SDM pariwisata yang tersertifikasi. Kondisi ini berdampak pada rendahnya profesionalisme pengelola objek wisata, kurangnya kualitas layanan usaha wisata, yang pada akhirnya dapat menurunkan citra pariwisata Indonesia. Dalam hal kuantitas, kapasitas penciptaan SDM pariwisata berkualitas perlu ditingkatkan. Pertumbuhan jumlah penciptaan SDM pariwisata berkualitas ini harus dapat mengimbangi pertumbuhan jumlah wisatawan, baik mancanegara maupun Indonesia. Indikasi ketidakseimbangan ini terlihat dari kecilnya jumlah lulusan dantingginya daya serap lulusan pendidikan tinggi pariwisata binaan Kemenparekraf, berkisar 94%, dimana pendidikan tinggi pariwisata ini merupakan barometer penciptaan SDM berkualitas. Selain peningkatan kuantitas dan kualitas SDM, masyarakat di wilayah destinasi pariwisata belum optimal mendukung kepariwisataan. Masyarakat belum memiliki perilaku sapta pesona, belum menjadi pelaku utama usaha pariwisata di daerah setempat, dan belum cukup aktif dalam mendukung penciptaan keamanan, ketertiban, dan kebersihan lingkungan