z-logo
open-access-imgOpen Access
PERAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO PERTANIAN BAGI KETAHANAN PANGAN PETANI INDONESIA
Author(s) -
Hasanawi MT.,
Asyrafinafilah Hasanawi,
Neti Kesumawati
Publication year - 2021
Publication title -
jurnal agribis
Language(s) - Slovenian
Resource type - Journals
eISSN - 2615-5494
pISSN - 2086-7956
DOI - 10.36085/agribis.v14i1.1294
Subject(s) - political science , business , agricultural science , forestry , geography , environmental science
Kemiskinan dan kelaparan yang ekstrim didominasi di kawasan perdesaan, dengan proporsi keluarga petani yang sangat signifikan termasuk dalam masyarakat tidak mampu (miskin) dan mengalami kelaparan. Dengan demikian, pemberantasan kemiskinan dan kelaparan secara integral terkait dengan peningkatan produksi pangan, produktivitas pertanian dan pendapatan perdesaan. Selain itu, kondisi iklim yang tidak menentu secara langsung mempengaruhi keberlangsungan pertanian di Indonesia. Indonesia harus mampu menyediakan pangan yang cukup bagi seluruh rakyat dan akses pangan dengan harga terjangkau dengan perubahan yang berisiko tinggi. Berkaitan dengan hal tersebut, pengetahuan mengenai klimatologi penting dilakukan untuk mengantisipasi seperti perubahan iklim. Saat beradaptasi dengan perubahan iklim, kegiatan pertanian dibarengi dengan kegiatan perlindungan dan penguangan risiko hingga level yang paling rendah. Sehingga muncul asuransi usahatani yang bertujuan untuk melindungi pertanian, berbagi risiko, dan memihak petani. Asuransi usahatani, khususnya, berlaku untuk berbagi risiko gagal panen yang disebabkan oleh banjir, kekeringan, serta serangan hama dan penyakit. Penelitian ini menggunakan analisis pada data sekunder tentang ekonomi dan sistem keuangan Indonesia dan informasi yang dikumpulkan dalam wawancara dengan individu-individu kunci (keypersons) di Kementerian Pertanian, Jakarta. Untuk memperjelas data tersebut, dipilih satuKabupaten di provinsi Jawa Barat, Kabupaten Cirebon, dan dua Kabupaten di provinsi Jawa Tengah, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Semarang. Ketiga wilayah tersebut dipilih karena memiliki perkembangan sistem keuangan terutama pertanian daerah yang dinamis, dukungan pemerintah untuk memberikan subsidi pertanianyang aktif. Namun, dikarenakan tidak adanya bank pertanian di Indonesia, lembaga keuangan mikro eksisting diharuskan menyediakan dana yang cukup untuk menutupi biaya produksi. Untuk tindak lanjut jangka pendek, Program Pengembangan Agribisnis Pedesaan (PUAP) saat ini diharapkan dapat membantu petani melalui lembaga keuangan mikro dalam mendanai kegiatan pertanian. Peran keuangan mikro merupakan bagian dari strategi ketahanan pangan dan sangat penting untuk membantu petani dalam meminimalisir efek risiko gagal panen. Praktik pertanian berkelanjutan dan sistem pangan, termasuk produksi dan konsumsi, sebaiknya dilaksanakan dalam perspektif yang holistik dan terintegrasi. Kata kunci : asuransi pertanian, perlindungan pertanian, risiko gagal panen.

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here