Open Access
STUDY TEORI MUTUALISME PAUL F. KNITTER DALAM HUBUNGAN ANTARUMAT BERAGAMA DI INDONESIA
Author(s) -
Waluyo Waluyo,
Sahal Abidin
Publication year - 2021
Publication title -
rusydiah
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2723-4894
pISSN - 2723-4886
DOI - 10.35961/rsd.v2i2.333
Subject(s) - humanities , philosophy
Agama merupakan peratuan yang dibuat oleh Tuhan, melalui perantara-Nya disampaikan kepada setiap manusia. Dalam perjalannannya agama menjadi way of live pada setiap pemeluknya. Selain itu agama menjadi pegangan yang tidak dapat diganggu gugat oleh orang lain. Kenyakinan dalam kebenaran agamanya semakin mengakar dan menyebabkan truth claim. Klaim kebenaaran dan penolakan kebenaran yang lain adalah implementasinya. Adanya klaim kebenaran dan berusaha menyelamatkan yang lain dari kesesatan merupakan misioner. Fenomenologi menjawab konflik antaragama didasari atas ketikadilan kesejahteraan dan kesenjangan sosial serta keinginan kesataraan politik. Husserl melalui fenomenologinya memberikan pengertian bahwa ada kebenaran dibalik sesuatu yang tampak. Fenomenologi menangkap bahwa konflik antaragama tidak sepenuhnya disebabkan perbedaan agama. Selain klaim kebenaran dan keselamatan ketidakadilan di bidang ekonomi, politik, sosial dan budaya merupakan sumber dari konflik. Konflik yang terjadi semakin besar karena adanya klaim yang menyundut konflik antaragama, sehingga setiap pemeluk agama akan merasa terusik. Mutualisme memberikan teori hubungan antaragama yang dialog mutual. Teori ini atas dasar pandangan orang Kristen melahat agama di luar gereja. Berdasar kesamaan yang ada pada setiap agama mutualisme memproyeksikan hubungan yang saling memnguntungkan. Latar belakang konflik ialah adanya ketidakadilan pada bidang politik, ekonomi dan budaya, maka tawaran Knitter yang dapat diterapkan di Indonesia adalah pola hubungan yang mutual.