
Upaya Peningkatan Produksi ASI melalui Pijat Woolwich dan Massage Rolling pada Ibu Nifas 1 Minggu Post Partum
Author(s) -
Nurlia Isti Malatuzzulfa,
Lusianah Meinawati,
Hidayatun Nufus
Publication year - 2022
Publication title -
jurnal kebidanan/jurnal kebidanan
Language(s) - Spanish
Resource type - Journals
eISSN - 2580-4774
pISSN - 2088-2505
DOI - 10.35874/jib.v12i1.999
Subject(s) - massage , post partum , medicine , gynecology , traditional medicine , biology , pregnancy , alternative medicine , pathology , genetics
Salah satu faktor yang menyebabkan kegagalan pemberian ASI eksklusif adalah rendahnya tingkat kepercayaan ibu bahwa produksi ASI ibunya tidak dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bayinya. Upaya yang dapat dilakukan untuk merangsang hormon prolaktin dan oksitosin dalam meningkatkan produksi ASI pada ibu nifas 1 minggu post partum yaitu dengan memberikan pijat Woolwich dan Massage rolling dalam keadaan santai. Tujuan menganalisis kombinasi metode pijat Woolwich dan Massage Rolling untuk meningkatkan produksi ASI pada ibu nifas 1 minggu post partum. Desain penelitian quasi eksperimental design. Pada penelitian ini dua kelompok eksperimen diberikan perlakuan dengan memberikan pijat Woolwich dan kelompok lain diberikan perlakuan massage rolling. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu nifas 1 minggu post partum di Wilayah Kerja Bidan Lilis Suryawati Kabupaten Jombang. Pengambilan sampel dengan menggunakan metode consecutive sampling jumlah sampel sebanyak 30 responden dengan perbandingan 1:1 dimana 15 ibu nifas sebagai kelompok pijat Woolwich, dan 15 kelompok diberikan massage rolling. Hasil: Berdasarkan hasil uji statistik Wilcoxon di dapatkan p-Value 0,000 dan 0,004. Dari nilai p-Value yaitu 0,000 (<0,005) menunjukkan ada pengaruh yang signifikan antara kedua metode pijat Woolwich dan massage rolling terhadap peningkatan produksi ASI. Pemberian kombinasi pijat Woolwich dengan Massage rolling lebih efektif meningkatkan produksi ASI. Bidan mengajarkan kepada ibu dan keluarga untuk meningkatkan produksi ASI sehingga cakupan pemberian ASI eksklusif dicapai di bidang Pusat Kesehatan Penelitian.