Open Access
APENDISITIS AKUT SUPURATIF ET CAUSA BLASTOCYSTIS HOMINIS
Author(s) -
Poppy M. Lintong,
Eddy H. Tambajong
Publication year - 2013
Publication title -
jurnal biomedik : jbm
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2597-999X
pISSN - 2085-9481
DOI - 10.35790/jbm.4.2.2012.759
Subject(s) - blastocystis , pathology , submucosa , trichrome , appendix , h&e stain , biology , medicine , anatomy , staining , microbiology and biotechnology , paleontology , feces
Abstract: Blastocystis hominis is an anaerob protozoan parasite which lives in human and animal intestines. It is a low pathogen, common in tropical areas, and it causes an intestinal tract disease with diarrhea symptoms. Albeit, it is rarely seen in tissue sections. The clinical diagnosis is usually confirmed with a microscopic examination of the stool which can directly find the parasites by using trichrome stain. We reported a case of a 52-year-old man with abdominal pain that was suspected of having a perforated appendix, or an appendix tumor in the differential diagnosis. The appendix macroscopic feature was 7 cm in length and 1.5-2.5 cm in diameter. The cut section showed a widening of its lumen and the distal part was filled with a gelatinous mass. The microscopic slides stained with hematoxylin and eosin showed some infiltration of polymorphonuclear cells in the muscle layer of the appendix and foci of round structures in the submucosa layer, known as Blastocystis hominis. Some authors have reported from the endoscopy and biopsy examination that these parasites did not infiltrate into the intestinal mucosa. But in this case, we found their infiltration towards the mucosa and submucosa layers of the appendix.Keywords: Blastocystis hominis, acute suppurative appendicitisAbstrak: Blastocystis hominis adalah parasit protozoa anaerob yang hidup dalam usus manusia maupun hewan, yang sering dijumpai di daerah tropis. Patogenisitas parasit ini rendah tetapi dapat menyebabkan gangguan saluran pencernaan dengan gejala diare. Blastocystis hominis jarang terlihat pada potongan jaringan. Untuk menunjang diagnosis klinis biasanya dilakukan pemeriksaan tinja mikroskopis yang dapat menemukan secara langsung Blastocystis hominis dengan pewarnaan trikrom. Kami melaporkan kasus seorang laki-laki berusia 52 tahun dengan gejala klinis sakit perut yang diduga sebagai apendisitis perforasi, dengan diagnosis diferensial tumor apendiks. Hasil pemeriksaan histopatologik jaringan secara makroskopik menunjukkan apendiks berukuran panjang 7 cm dan diameter 1,5-2,5 cm. Pada penampang melintang terlihat lumen sangat melebar, dan bagian distal berisi massa seperti gelatin. Pada sediaan mikroskopik dengan pengecatan rutin H.E. yang memperlihatkan penampang melintang apendiks, tampak lapisan muskularis dengan sebukan sel-sel radang jenis polimorfonuklear. Juga pada salah satu bagian di lapisan submukosa terlihat sejumlah struktur bulat yang menunjukkan gambaran Blastocystis hominis. Beberapa peneliti melaporkan dari hasil endoskopi dan biopsi bahwa parasit ini tidak menginvasi mukosa usus, namun pada kasus ini terlihat Blastocystis hominis telah menembus lapisan mukosa sampai submukosa apendiks.Kata kunci: Blastocystis hominis, apendisitis akut supuratif.