
PENGEMBANGAN ATRAKSI EKOWISATA MANGROVE BERBASIS MASYARAKAT DI KAWASAN PESISIR DESA TATELI DUA, KAB. MINAHASA, PROVINSI SULAWESI UTARA
Author(s) -
Bet El Silisna Lagarense,
Mex U. Pesik
Publication year - 2021
Publication title -
jurnal hospitaliti dan pariwisata/jurnal hospitality dan pariwisata
Language(s) - Italian
Resource type - Journals
eISSN - 2621-7791
pISSN - 2354-8355
DOI - 10.35729/jhp.v4i1.59
Subject(s) - forestry , mangrove , humanities , geography , art , biology , ecology
Penelitian tentang Rancangan Atraksi Ekowisata di Kawasan Pesisir Desa Tateli Dua dilakukan melalui pemberdayaan masyarakat dalam Penanaman Mangrove di Kawasan Pesisir Desa Tateli Dua, Kec. Mandolang, Kab. Minahasa. Penelitian bertujuan untuk 1) Membantu masyarakat untuk keberlanjutan dalam mengembangkan Kawasan Ekowisata Mangrove di Desa Tateli Dua yang didukung oleh mahasiswa EBL, Politeknik Negeri Manado; 2) Meningkatkan pelestarian lingkungan pesisir yang ada di Desa Tateli Dua sekaligus mendisain atrkasi ekowisata mangrove; 3) Meningkatkan kompetensi masyarakat bersama mahasiswa dalam memanfaatkan lingkungan hidup berbasis ekowisata mangrove. Metode yang digunakan adalah metode demonstrasi yaitu memperagakan suatu proses atau kegiatan melalui peragaan terlebih dahulu dan melalui tahapan-tahapan yaitu tahapan persiapan, tahapan pelaksanaan dan tahapan akhir demonstrasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Masyarakat lokal Desa Tateli Dua memiliki pengetahuan lokal tentang daerah mereka sendiri sebagai kawasan pesisir yang cocok ditanami mangrove untuk pengembangan ekowisata mangrove sekaligus berada dalam kawasan kampus EBL, Politeknik Negeri Manado; 2) Dengan melibatkan masyarakat lokal dapat dikembangkan pembentukan kelompok kader konservasi yang terus akan didampingi oleh tim pengusul agar mereka dapat melakukan pengembangan atraksi ekowisata mangrove di daerahnya sendiri secara berkelanjutan; 3) Kontribusi mitra yaitu masyarakat pesisir telah memperkuat proses keberlanjutan atraksi yang dikembangkan karena masyarakat lokal lebih mengetahui daerah sendiri serta mempunyai rasa memilki (sense of belonging) yang tinggi.