
UJI AKTIVITAS ANTI BAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN KEMANGI (Ocimum sanctum L.) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Staphylococcus aureus SECARA IN VITRO
Author(s) -
Natasya Detami Sheline Ballo,
Desi Indriarini,
Anita Lidesna Shinta Amat
Publication year - 2021
Publication title -
cendana medical journal
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2746-6809
pISSN - 2302-3007
DOI - 10.35508/cmj.v9i1.4940
Subject(s) - traditional medicine , medicine
Penyakit infeksi merupakan salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas penduduk dunia yang menyebabkan penurunan kualitas hidup penduduk di negara berkembang maupun di negara maju. Salah satu agen penyebab infeksi adalah bakteri Staphylococcus aureus (S. aureus). Oleh sebab itu, dibutuhkan pengobatan terhadap infeksi yang disebabkan oleh Staphylococcus aureus dengan menggunakan antibiotik. Namun apabila penggunaan antibiotik tidak tepat maka akan menimbulkan resistensi antibiotik. Oleh sebab itu, diperlukan pengobatan alternatif lainnya yaitu pengobatan menggunakan tanaman herbal. Salah satu tumbuhan yang dapat digunakan sebagai tanaman obat adalah daun kemangi (Ocimum sanctum L.). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak daun kemangi terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus. Metode penelitian True experiment design dengan rancangan penelitian Posstest Only Control Group Design. Aktivitas antibakteri ekstrak etanol 70% daun kemangi diuji menggunakan metode dilusi cair. Sampel penelitian terdiri dari 9 kelompok perlakuan terdiri atas kontrol positif (sefazolin), kontrol negatif (aquades),ekstrak etanol 70% daun kemangi dengan konsentrasi 100%, 80%, 70%, 40%, 20%, 10%, dan 5% dengan tiga kali pengulangan. Hasil Uji Kolmogorov Smirnov menunjukkan p=0,194 yang berarti terdapat aktivitas antibakteri ekstrak etanol 70% daun kemangi terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Kesimpulan dari penelitian ini ekstrak etanol 70% daun kemangi (Ocimum sanctum L.) memiliki aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dengan nilai Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) dan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) berturut-turut sebesar 80% dan 100%.