
Hubungan Stress dan Pekerjaan Dengan Preeklampsia di Wilayah Kabupaten Semarang
Author(s) -
Yulia Nur Khayati,
Vistra Veftisia
Publication year - 2018
Publication title -
indonesian journal of midwifery (ijm)
Language(s) - Italian
Resource type - Journals
eISSN - 2656-1506
pISSN - 2615-5095
DOI - 10.35473/ijm.v1i1.38
Subject(s) - medicine , gynecology , obstetrics
Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia merupakan salah satu tolak ukur kualitas pelayanan kebidanan dan salah satu indikator penting derajat kesehatan masyarakat. Faktor penyebab kematian ibu diantaranya adalah perdarahan nifas sekitar 26,9%, eklampsia saat bersalin 24%, perdarahan 28%, infeksi 11%, komplikasi puerpurium 8%, trauma obstetrik 5%, emboli obstetrik 3 %, aborsi 5 % dan lain-lain 11 % (DepkesRI, 2015). AKI Kabupaten Semarang mengalami penurunan dari tahun 2014 sebesar 144,31 per 100.000 KH menjadi 120,34 per 100.000 KH pada tahun 2015, adapun penyebab kematian ibu di Kabupaten Semarang tahun 2015 yaitu preeklamsi-eklamsi sebesar 29%, perdarahan sebesar 23%, penyakit jantung sebesar 17%, infeksi sebesar 5% dan lain-lain sebesar 23%, dengan demikian preeklamsi/eklamsi merupakan penyebab terbesar kematian ibu di Kabupaten Semarang (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2015; Profil Kesehatan Kabupaten Semarang, 2015). Untuk Mengetahui Hubungan Stress Dan Pekerjaan Dengan Preeklampsia Di Wilayah Kabupaten Semarang. Penelitian menggunakan desain analitik observasional dengan pendekatan case control. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 110 responden dengan perbandingan 1:4 antara kasus dan kontrol, untuk kasus 22 responden dan untuk kontrol 88 responden. Analisis bivariat menggunakan uji chi Square. Pekerjaan ibu tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian preeklampsia p=0.918, ibu dengan stress sedang memiliki hubungan yang signifikan dengan pre eklampsia p=0.001. Terdapat hubungan yang signifikan antara stress dengan kejadian preeklampsia. Tenaga kesehatan terutama bidan dapat memberikan pendampingan ibu hamil secara menyeluruh termasuk psikologi untuk dapat meminimalkan terjadinya stress yang sedang dan berat saat kehamilan.