
Lingkungan Sebagai “Sang Liyan”
Author(s) -
Fien Ika Sendana
Publication year - 2021
Publication title -
sophia
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2722-886X
pISSN - 2722-8851
DOI - 10.34307/sophia.v2i2.52
Subject(s) - imago , environmental ethics , wildness , sociology , environmental crisis , ecological crisis , humanities , philosophy , political science , ecology , law , biology
The current environmental crisis is a global problem that needs to be considered by various parties, including the church. As imago Dei man should take care of and preserve the earth according to God's purposes. But the reality is that humans use it and exploit nature for their own benefit. The erroneous paradigm of an environment in which man feels superior to other creations, giving rise to the uncontrolled exploitation of nature needs to be straightened out. One of them is by applying a new paradigm, namely the environment as the other. The environment as the other invites everyone to look at the environment as a neighbor who comes with his own uniqueness. Thus his presence encourages us to take responsibility for the safety and preservation of the environment, not instead of being masters of the environment. The Church becomes part of environmental conservation, this is displayed in concrete action by actively voicing an environmentally friendly lifestyle and simple life. The purpose of this paper is to understand Emmanuel Levinas' concept of thought about The Other and its implications in environmental conservation efforts. The research method used in this research is qualitative research using the library research.Keywords: Environment, The Other, imago Dei, ecological crisis, Environmental Conservation Abstrak: Krisis lingkungan dewasa ini menjadi masalah global yang perlu diperhatikan oleh berbagai pihak tak terkecuali gereja. Sebagai imago Dei seharusnya manusia menjaga dan memelihara bumi sesuai dengan maksud Allah. Namun kenyataannya manusia malah memanfaatkannya serta mengeksploitasi alam demi keuntungan sendiri. Paradigma yang keliru mengenai lingkungan dimana manusia merasa lebih superior dari ciptaan yang lain sehingga menimbulkan tindakan ekploitasi alam dengan tidak terkendali perlu diluruskan. Salah satunya dengan menerapkan paradigma baru yakni lingkungan sebagai sang liyan. Lingkungan sebagai sang liyan mengajak setiap orang untuk memandang lingkungan sebagai sesamanya yang hadir dengan keunikannya sendiri. Dengan demikian kehadirannya mendorong kita untuk bertanggung jawab atas keselamatan dan pelestarian lingkungan, bukan sebaliknya menjadi tuan atas lingkungan. Gereja menjadi bagian dalam pelestarian lingkungan, hal ini dinampakkan dalam tindakan nyata dengan aktif menyuarakan pola hidup yang ramah lingkungan dan berspiritualitas ugahari. Oleh karena itu tulisan ini bertujuan untuk memahami gagasan konsep pemikiran Emmanuel Levinas tentang Sang Liyan dan implikasinya dalam upaya pelestarian lingkungan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan library research (study kepustakaan).Kata Kunci: Lingkungan, Sang Liyan, imago Dei, Krisis Ekologi, Pelesatrian Lingkungan