
HUBUNGAN PELAKSANAAN IMD DAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN STATUS GIZI BAYI DI DESA BANTAR AGUNG KECAMATAN SINDANGWANGI KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2021
Author(s) -
Eva Fauziah,
Ratiah Ratiah
Publication year - 2021
Publication title -
journal of public health innovation
Language(s) - Spanish
Resource type - Journals
ISSN - 2775-1155
DOI - 10.34305/jphi.v1i2.282
Subject(s) - gynecology , medicine
Keberhasilan pemberian ASI secara eksklusif diawali dengan pelaksanaan inisiasi menyusu dini (IMD), mampu menahan risiko terjadinya kematian pada bayi. Hal ini terjadi karena kandungan pada ASI yaitu faktor protektif dan nutrisi yang tepat pada bayi dan menjamin status gizi bayi. Namun, saat ini masih ditemukan orang tua yang tidak melaksanakan IMD dan memberikan ASI saja selama 0-6 bulan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pelaksanaan IMD dan pemberian ASI Eksklusif dengan status gizi bayi di Desa Bantar Agung Kecamatan Sindangwangi Kabupaten Majalengka Tahun 2021.
Desain penelitian yaitu analitik dengan pendekatan cross sectional menggunakan instrument kuesioner, timbangan dan tabel WHO-NCHS. Analisis dalam penelitian ini menggunakan Rank Spearman. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu menyusui di Desa Bantar Agung Kecamatan Sindangwangi Kabupaten Majalengka sebanyak 40 responden dengan teknik sampling yaitu total sampling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar bayi di Desa Bantar Agung Kecamatan Sindangwangi Kabupaten Majalengka tahun 2021 adalah gizi baik sebesar (65%). Kurang dari setengah bayi tidak mendapatkan IMD (42,5%). Kurang dari setengah bayi tidak diberi ASI secara eksklusif (45,0%). Terdapat hubungan pelaksanaan IMD terhadap status gizi bayi dengan nilai p-value sebesar 0,007. Terdapat hubungan pemberian ASI Eksklusif dengan status gizi bayi dengan nilai p-value sebesar 0,040.
Disarankan pada ibu untuk meningkatkan pengetahuan tentang IMD dan ASI Eksklusif dengan cara berkonsultasi kepada petugas kesehatan, membaca buku KIA dan majalah kesehatan dan bagi bidan desa agar dapat meningkatkan pelayanan kesehatan dengan sering mengadakan penyuluhan sehingga upaya meningkatkan status gizi bayi tercapai.