Open Access
KONSEP TALAK DALAM KEADAAN MARAH DALAM PERSPEKTIF IBNU QOYYIM AL-JAUZI
Author(s) -
Muhammad Noor
Publication year - 2017
Publication title -
jurnal humaniora teknologi
Language(s) - Uzbek
Resource type - Journals
eISSN - 2614-3682
pISSN - 2443-1842
DOI - 10.34128/jht.v2i1.5
Subject(s) - humanities , philosophy , art
Dalam setiap literatur yang membahas masalah talak pasti akan kitadapatkan pernyataan bahwa ulama mazhab sepakat “diantara syarat-syarattalak adalah berakal sehat“. Dari pernyataan ini akan menimbulkanpertanyaan bagaimana hukum talak dalam keadaan marah?Marah merupakan sifat buruk , etika tercela, virus mematikan, keburukanyang pandemic, dan penyakit berbahaya. Oleh karena itu seorang muslimdituntut untuk menghancurkan angkara murka, dan menjauhinya. Apabilakemarahan melanda seseorang, maka dia wajib untuk meredakannya.Dari hasil analisis penulis tentang permasalahan tersebut, maka hukum talakdalam keadaan marah menurut konsep Ibnu Qoyyim al-Jauzi terperincisebagai berikut:Pertama: Marah yang dapat menghilangkan akal. Orang yang berada dalamkondisi seperti ini tidak akan menyadari apa yang diucapkannya. Tidakdiperselisihkan lagi bahwa talak orang yang marah seperti ini tidak sah.Kedua: Mempunyai sifat marah yang tidak menghalangi pelakunya untukmengutarakan apa yang diinginkan. Talak orang seperti ini sah.Ketiga: Selalu berupaya untuk mengkondisikan marahnya hingga akalnyatidak hilang, tetapi masih memisahkan dirinya dengan niatnya. Kondisi inimasih diperdebatkan.Kata Kunci: Talak dalam Keadaan Marah, Sifat Buruk.