z-logo
open-access-imgOpen Access
Tingkat Pencemaran Logam Berat Pada Contoh Tanah dari Pulau Selayar, Kabupaten Lingga
Author(s) -
Ronaldo Irzon
Publication year - 2018
Publication title -
jblg (jurnal lingkungan dan bencana geologi) (journal of environment and geological hazards)/jlbg (jurnal lingkungan dan bencana geologi) (journal of environment and geological hazards)
Language(s) - Slovenian
Resource type - Journals
eISSN - 2502-8804
pISSN - 2086-7794
DOI - 10.34126/jlbg.v9i2.204
Subject(s) - physics , forestry , geography
Perekonomian suatu wilayah dapat meningkat dengan keterdapatan logam berat. Namun demikian, kelimpahan logam berat juga mempengaruhi karakter indeks pencemaran sebagai pertimbangan pengembangan daerah. Pulau Selayar merupakan daerah penelitian yang terletak di Kabupaten Lingga dan dari sisi geologi hanya dibangun oleh Granit Muncung dan Kompleks Malihan Persing. Meski belum diketahui keterdapatan timah dalam jumlah massif, Pulau Selayar diketahui memiliki potensi bauksit. Karakterisasi kadar dan indeks pencemaran logam berat di Pulau Selayar untuk dalam beberapa jenis tanah terkait prospeksi sebagai daerah tempat tinggal menjadi tujuan penelitian ini. Indeks pencemaran yang dipadukan dengan aspek geohazard, daya dukung lahan, dan sosio-ekonomis dapat dijadikan pijakan mengenai pengembangan suatu wilayah. Enam contoh tanah dengan karakter berbeda telah diambil dan diperiksa kadar logam beratnya menggunakan ICP-MS di Laboratorium Pusat Survei Geologi. Hasil penyelidikan menunjukkan bahwa Mn, V, dan As merupakan logam berat paling melimpah. Tiga pola kelimpahan logam berat contoh tanah terdeteksi yang juga menunjukkan kesamaan sumber, yaitu: pelapukan granit, tambang bauksit yang telah lama ditinggalkan, dan tambang bauksit yang masih berproduksi. Kandungan sangat rendah pada tanah pelapukan granit menunjukkan bahwa batuan induk tidak pernah mengalami alterasi hidrotermal dengan pengayaan As. Tingginya kadar As pada empat contoh lain disebabkan oleh faktor antropogenis. Kadar Mn dan V yang tinggi menjadi pembeda antara tanah pada lokasi penambangan bauksit aktif terhadap yang telah lama diabaikan. Polusi tertinggi pada wilayah penelitian ditunjukkan oleh arsenik sehingga perlu diatasi bila lokasi studi kelak dikembangkan sebagai wilayah pemukiman. Secara khusus, wilayah penambangan bauksit di Sembuang terindikasi tercemar vanadium pada tingkat rendah.

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here