z-logo
open-access-imgOpen Access
TINGKAT RISIKO PUTUS SEKOLAH PADA REMAJA DI PROVINSI PAPUA TAHUN 2018
Author(s) -
Rintan Auliyah Rahma,
I Made Arcana
Publication year - 2021
Publication title -
prosiding seminar nasional official statistics
Language(s) - Italian
Resource type - Journals
ISSN - 2722-1970
DOI - 10.34123/semnasoffstat.v2020i1.468
Subject(s) - geography , humanities , psychology , philosophy
Program wajib belajar sudah dilaksanakan sejak tahun 1994. Namun, rata-rata lama sekolah remaja di Provinsi Papua masih berada di bawah angka nasional dan merupakan rata-rata lama sekolah terendah di Indonesia. Sementara itu, angka melanjutkan ke jenjang SMA/sederajat di Provinsi Papua juga merupakan urutan terendah dan memiliki ketimpangan yang cukup jauh dibandingkan dengan Provinsi Papua Barat. Remaja seharusnya sedang atau sudah menamatkan wajib belajar 12 tahun. Namun, angka melanjutkan ke jenjang SMA/sederajat yang rendah mengindikasikan bahwa banyak remaja yang mengalami putus sekolah. Kejadian putus sekolah pada remaja akan mendorong remaja untuk memasuki pasar kerja lebih awal. Dengan menggunakan metode analisis ketahanan hidup, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang sosial-demografi dari remaja yang mengalami putus sekolah. Remaja yang berasal dari rumah tangga berstatus miskin memiliki risiko paling tinggi untuk mengalami putus sekolah. Remaja dengan KRT yang bekerja di sektor informal dan KRT yang tidak bekerja masing-masing memiliki risiko yang lebih tinggi untuk tidak menyelesaikan pendidikan dibandingkan remaja dengan KRT yang bekerja di sektor formal.

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here