
PEMETAAN ZONA RESIKO PENULARAN COVID-19 DI SULAWESI SELATAN MENGGUNAKAN PLOT DENDROGRAM HIERARCHICAL CLUSTERING
Author(s) -
Muhammad Ilham Mubarok,
Aris Rusyiana
Publication year - 2021
Publication title -
prosiding seminar nasional official statistics
Language(s) - Italian
Resource type - Journals
ISSN - 2722-1970
DOI - 10.34123/semnasoffstat.v2020i1.441
Subject(s) - humanities , forestry , geography , physics , art
Provinsi Sulawesi Selatan merupakan salah satu provinsi di urutan teratas yang angka positif Covid-19 tinggi. Juga, penambahan kasus harian dan jumlah kematian pasien akibat Covid-19 relatif tinggi. Mencermati keadaan ini, diperlukan kajian yang dapat memetakan resiko penanggulangan Covid-19 dari segi statistik pandemi (total kasus kumulatif, pasien sembuh, pasien meninggal, dan pasien dirawat) dikombinasi dengan karakteristik ekonomi, kesehatan, sosial, dan demografi kabupaten/kota. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif menggunakan data statistik resmi BPS dan pemerintahan terkait, untuk menyusun peta clustering zonasi daerah pandemi covid 19 kabupaten/kota, serta analisis kluster berjenjang dendrogram (dendrogram hierarchical clustering) dalam ruang lingkup regional Provinsi Sulawesi Selatan. Menggunakan peta tematis total kasus dan dendrogram kluster berjenjang, kami membagi ke dalam 4 (empat) kluster, yaitu kluster 1 (rendah), klaster 2 (sedang), klaster 3 (waspada), klaster 4 (berbahaya). Kami menemukan bahwa ibu kota provinsi, Makassar, ada di klaster 4 dengan karakteristik: kasus positif pasien Covid-19 terbanyak dan tingkat kepadatan penduduk terpadat. Di sisi lain, Makassar ini menunjukkan ketahanan dari segi sudut pandang faktor penawaran (supply factor) dukungan fasilitas kesehatan, baik yang berhubungan dengan rumah sakit, fasilitas kesehatan primer (puskesmas), maupun fasilitas kesehatan berbasis komunitas (posyandu), dan juga tenaga kesehatan terbesar. Sedangkan Gowa, dan Bone termasuk di cluster/zona 3 sebagai kabupaten yang dekat dengan episenter, yang memiliki karakteristik kasus pasien positif Covid-19 kedua terbanyak dari kab/kota di zona 1, dan didukung angka kepadatan penduduk yang lebih renggang dibandingkan zona 4, dan didukung oleh faskes dan nakes terbesar kedua dibandingkan kabupaten/kota di zona 1. Temuan sementara dari kajian ini dapat dipertimbangkan untuk menjadi acuan makalah kajian mendatang untuk menghitung indeks komposit resilient (sudut pandang optimis) atau indeks komposit kerentanan (sudut pandang pesimis) terhadap pandemi Covid-19, yang akan berguna untuk regional, nasional, bahkan dunia. Kontribusi sementara dari study ini yang dapat diberikan kepada pemerintah di Provinsi Sulawesi Selatan adalah peningkatan kualitas koordinasi tanggap darurat Covid-19, contohnya di dalam pembatasan mobilitas penduduk. Bila mau melakukan kebijakan perpanjangan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), pemerintah daerah zona 4 dan 3 harus kompak, terutama membatasi mobilitas penduduk dari dan ke klaster 2 dan 1 dengan resiko rendah. Hal berikutnya, dengan mempertimbangkan realokasi bantuan langsung dari daerah di klaster 1 dan 2 untuk daerah di klaster 3 dan 4, tentu saja dengan tetap memperhitungkan kewenangan dan aturan yang ada.