z-logo
open-access-imgOpen Access
PENERAPAN SAR PADA UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI PULAU KALIMANTAN TAHUN 2017
Author(s) -
Irma Yunita,
Timbang Sirait
Publication year - 2020
Publication title -
prosiding seminar nasional official statistics
Language(s) - Italian
Resource type - Journals
ISSN - 2722-1970
DOI - 10.34123/semnasoffstat.v2019i1.134
Subject(s) - humanities , philosophy
Upah minimum suatu wilayah akan merepresentasikan kesejahteraan di wilayah tersebut, di mana semakin tinggi tingkat upah minimum di suatu wilayah maka akan semakin sejahtera pula masyarakatnya. Pada tahun 2017, empat dari lima provinsi di Pulau Kalimantan memiliki besaran upah minimum yang lebih tinggi dari upah nasional serta tidak jauh berbeda nilai upah antar provinsinya, yang mana kemiripan tersebut mencirikan adanya pengaruh spasial pada pulau tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran umum dan faktor-faktor yang memengaruhi upah minimum dari 56 kabupaten/kota di Pulau Kalimantan pada tahun 2017. Analisis yang digunakan adalah regresi spasial dengan Spatial Autoregressive Model (SAR). Hasil pengujian menunjukkan bahwa keempat variabel independen yang digunakan yaitu jumlah angkatan kerja, pengeluaran per kapita, pertumbuhan ekonomi, serta PDRB memengaruhi upah minimum secara signifikan. Selain itu, upah minimum suatu kabupaten/kota juga berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap upah minimum di kabupaten/kota sekitarnya.

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here