
PENGELOLAAN EKOWISATA MANGROVE BERDASARKAN DAYA DUKUNG EKOSISTEM DAN PERSEPSI MASYARAKAT
Author(s) -
Wiharso,
Ernik Yuliana,
Eddy Supriono
Publication year - 2020
Publication title -
jurnal matematika, sains dan teknologi/jurnal matematika sains dan teknologi
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2442-9147
pISSN - 1411-1934
DOI - 10.33830/jmst.v21i1.701.2020
Subject(s) - ecotourism , mangrove , geography , tourism , mangrove ecosystem , forestry , environmental protection , fishery , archaeology , biology
Currently, mangrove ecotourism is interesting by the community. Berakit Village, Teluk Sebong Subdistrict, Bintan Regency, Riau Islands Province has a mangrove ecosystem that is used as an ecotourism area and is starting to be visited by many visitors. The aim of the study was to analyze the management of mangrove ecotourism based on the carrying capacity of the ecosystem and community perceptions. Data collection on mangrove potential was carried out through a mangrove inventory on 10 transect lines, perception and socio-economic data collection was carried out through interviews by giving questionnaires to respondents, as many as 60 surrounding communities and 30 visitors, with a simple random sampling technique. Data analysis using the Tourism Conformity Index (IKW), Carrying Capacity Area (DDK) ecotourism for roaming tours of mangrove tracks. The results showed that IKW reached 87.50% (very suitable), and DDK ecotourism mangrove tracks with wooden bridges were 214 people per day, while for mangrove cruising tours boating was 231 people per day. Respondents' perceptions of mangrove ecotourism and their management are good, and have the potential to be developed for ecotourism activities. The ecotourism management strategy that can be chosen is to promote and publicize mangrove tourism in Berakit Village, develop attractive ecotourism packages, provide garbage dumps at the crowds and do beach cleaning which is affected by pollution from oil spills.
Ekowisata mangrove saat ini banyak diminati oleh masyarakat. Desa Berakit, Kecamatan Teluk Sebong, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau mempunyai ekosistem mangrove yang dijadikan sebagai kawasan ekowisata dan mulai banyak dikunjungi oleh masyarakat. Tujuan penelitian adalah menganalisis pengelolaan ekowisata mangrove berdasarkan daya dukung ekosistem dan persepsi masyarakat. Pengambilan data potensi mangrove dilakukan melalui inventarisasi mangrove pada 10 jalur transek, pengambilan data persepsi dan sosial ekonomi dilakukan melalui wawancara dengan memberi kuesioner kepada 90 responden, 60 masyarakat sekitar dan 30 pengunjung, dengan teknik simple random sampling. Analisis data menggunakan Indeks Kesesuaian Wisata (IKW), Daya Dukung Kawasan (DDK) ekowisata untuk wisata jelajah mangrove track. Hasil penelitian menunjukkan bahwa IKW mencapai 87,50% (sangat sesuai), dan DDK ekowisata mangrove track dengan jembatan kayu adalah 214 orang/hari, sedangkan untuk wisata jelajah mangrove dengan berperahu adalah 231 orang/hari. Persepsi responden tentang ekowisata mangrove dan pengelolaannya adalah baik, serta berpotensi untuk dikembangkan untuk kegiatan ekowisata. Strategi pengelolaan ekowisata yang dapat dipilih adalah melakukan promosi dan publikasi mengenai ekoswisata mangrove di Desa Berakit, mengembangkan paket ekowisata yang menarik, menyediakan tempat pembuangan sampah pada titik keramaian dan melakukan pembersihan pantai yang terdampak pencemaran akibat tumpahan minyak.