
Stand Up Comedy, Retorika Generasi Milenial
Author(s) -
Ifah Atur Kurniati
Publication year - 2019
Publication title -
ekspresi dan persepsi
Language(s) - English
Resource type - Journals
ISSN - 2656-050X
DOI - 10.33822/jep.v1i02.955
Subject(s) - humanities , comedy , art , philosophy , literature
Generasi milenial hadir dengan berbagai fenomena komunikasi baru. Generasi yang sarat ekspresi. Mengungkapkan kegelisahan dan kritik melalui media baru. Stand Up Comedy, merupakan gaya baru dalam berkomunikasi di ruang public. Mulai trend di Indonesia pada 10 tahun terakhir, Stand Up Comedy kini tengah menjadi sebuah hal yang awam dan diterima di kalangan milenial. Stand Up Comedy dapat dilihat dari sisi retorika, yakni adalah seni mengatur komposisi kata-kata dan kesan menarik yang ditujukan untuk mempengaruhi dan mengubah pendengar. Studi retorika sesungguhnya adalah bagian dari disiplin ilmu komunikasi, karena di dalam retorika terdapat penggunaan simbol-simbol yang dilakukan oleh manusia. Retorika berhubungan erat dengan komunikasi persuasi, sehingga retorika juga dapat di katakan suatu seni dari mengkonstruksikan argument. Seorang comedian (pembicara) yang tertarik untuk membujuk pendengarnya untuk mempertimbangkan tiga bukti retoris yaitu logika (logos), emosi (pathos) dan etika/kredibilitas (ethos). Stand Up Comedy dalam pertunjukannya di hadapan public tidak bisa lepas dari tiga bukti retoris tersebut. Metode penelitian ini menggunakan studi kasus eksploratif. Alasan yang mendasar penggunaan pendekatan tersebut karena permasalahan yang ada membutuhkan penggalian mendalam terhadap fakta dan data.