
KERAJINAN TRADISIONAL BERBAHAN PAKU HATA (NENTU) PADA MASYARAKAT MUNA (STUDI DI DESA KORIHI KECAMATAN LOHIA KABUPATEN MUNA
Author(s) -
Desi Anita,
Wa Ode Sitti Hapsah
Publication year - 2021
Publication title -
kabanti
Language(s) - Uncategorized
Resource type - Journals
eISSN - 2622-8750
pISSN - 2503-3468
DOI - 10.33772/kabanti.v5i1.1191
Subject(s) - humanities , art
Kerajinan anyaman dari Paku Hata (Nentu) adalah suatu kerajinan tangan yang berbentuk anyaman dengan bahan dasar batang tanaman merambat. Masyarakat Muna biasa menyebutnya dengan kata “Nentu”. Tanaman yang sifatnya merambat ini bisa dijumpai pada tempat yang disekelilingnya terdapat pohon rendah maupun tinggi yang bisa dijadikan wadah untuk melilitkan diri. Batang Nentu yang digunakan dalam membuat anyaman yaitu batang yang sudah tua.Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui dan mendeskripsikan proses pembuatan kerajinan, untuk menjelaskan strategi dalam mempertahankan kerajinan, dan mengetahui pemasaran hasil produk kerajinan tradisional berbahan Paku Hata (Nentu) pada masyarakat di Desa Korihi Kecamatan Lohia Kabupaten Muna. Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori sistem teknologi oleh Koentjaraningrat, Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan cara melalui pengamatan terlibat dan wawabcara mendalam. Hasil penelitian menunjukan bahwa proses pembuatan kerajinan tradisional berbahan Paku Hata (Nentu) terdapat tiga proses utama yaitu: (1) persiapan bahan baku, dalam persiapan bahan baku bagian yang paling utama yang harus disiapkan terlebih dahulu yaitu tenaga kerja, kemudian bahan baku dan alat pembuatan kerajinan. (2) pembuatan pola dasar, dalam pembuatannya dibutuhkan jari-jari tangan yang kuat sebagai tumpuan untuk memegang batang Rotan yang dililitkan batang Nentu. (3) kreativitas pengembangan bentuk anyaman, dalam membuat kreativitas dapat menghasilkan berbagai jenis perabotan tradisional seperti Talang Besar, Bosara, Talang Pengalas Gelas, Alas Piring , Dan Tempat Tisu. Adapun strategi masyarakat dalam mempertahankan kerajinan tradisional yaitu dengan menghadirkan instruktur ke kelompok pengrajin dan mengikuti event-event kerajinan. Dalam pemasarannya masyarakat membawa hasil kerajinannya di Kota Raha, Kendari, Dekranas Tingkat I, dan di Jakarta untuk diperjual belikan.