
BIOGRAFI SENI NI KETUT ARINI, SEORANG PENARI DAN GURU TARI BALI 1943–2020: PENDEKATAN STRUKTURAL FUNGSIONAL
Author(s) -
Dwi Ari Wulaningsih
Publication year - 2021
Publication title -
journal idea of history
Language(s) - German
Resource type - Journals
eISSN - 2614-4395
pISSN - 2598-7828
DOI - 10.33772/history.v4i1.1296
Subject(s) - humanities , art
Studi biografi ini mengambil subjek Ni Ketut Arini, penari dan guru tari Bali yang kini berusia 78 tahun. Mengingat usianya, idealnya (das sollen) ia beristirahat, menikmati masa tuanya. Namun kenyataannya (das sein), ia masih aktif berkesenian dan tetap menjadi guru tari Bali. Kesenjangan antara das sollen dengan das sein tersebut penting diteliti untuk mengetahui: 1) Proses Arini dalam berkesenian hingga usia senja. 2) Faktor yang menjadikan kehidupan berkesenian mendarah daging pada Arini. 3) Implikasi semangat berkeseniannya bagi keluarga dan masyarakat luas. Studi ini memakai metode sejarah kritis, metodologi biografi scientific, dan teori Struktural Fungsional Talcott Parsons. Hasil studi menunjukan bahwa Arini mampu bertahan berkesenian karena ia khawatir seni tari Bali akan lenyap apabila tidak ada yang melestarikan. Sejak belia, ia menginternalisasi norma dan nilai tentang hidup berkesenian sehingga kehidupan berkesenian mendarah daging. Semangat berkeseniannya membentuk profesi dan memengaruhi pergaulan anak-anaknya. Ia kerap dijadikan konsultan, juri seni, sosok inspiratif, dan narasumber media ketika membahas seni petunjukan Bali, teutama Tari Bali Klasik.