
NOVEL STARDUST KARYA NEIL GAIMAN SEBAGAI MONOMYTH
Author(s) -
Rahmawati Azi,
Muarifuddin Muarifuddin
Publication year - 2019
Publication title -
etnoreflika
Language(s) - English
Resource type - Journals
ISSN - 2355-360X
DOI - 10.33772/etnoreflika.v8i3.812
Subject(s) - art , humanities , hero , literature
Penelitian ini bertujuan mengkaji proses perjalanan hero yang bernama Tristan dalam novel Stardust karya Neil Gaiman dengan mengaplikasikan metode penelitian bersifat kualitatif dimana data-data diperoleh dari teks, frase, ekspresi-ekspresi dan visualisasi. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa Struktur perjalanan hero mengikuti struktur monomyth yaitu merupakan simbolisasi dari suatu struktur psike manusia yaitu ketika manusia diperhadapkan dengan rintangan-rintangan atau cobaan-cobaan dalam perjalanan hidupnya sebagai suatu fase atau proses agar menusia mencapai kematangan baik mental maupun rohani atau spritualnya. Pada fase Keberangkatan yang dialami adalah 1) Panggilan untuk Bertualang, 2) Penolakan Panggilan, 3) Bantuan Supernatural, 4) Penyeberangan Threshold Pertama. Tetapi fase ke -.5 yaitu simbolisasi Perut Paus tidak dilalui atau dialaminya. Selanjutnya pada fase Inisiasi: tokoh Tristan mengalami semua peristiwa-peristiwa yang ada dalam fase inisiasi yaitu 2) Jalan Uji Coba, 3) Pertemuan dengan Dewi, 4) Wanita sebagai ujian, 5) Atonement with the Father (Penebusan dengan Bapa), 6) Manusia Setengah Dewa Apotheosis) 7) The Ultimate Boon. Dan yang terakhir adalah fase Kembali, dimana tokoh Tristan mengalami peristiwa-peristiwa: 1) Penolakan Pengembalian, 3) Penyelamatan dari Luar, 5) Master of the Two Worlds, 6) Kebebasan untuk Hidup. Kecuali peristiwa Penerbangan Ajaib dan penyeberangan Threshold. Kembali. Perjalanan hero di atas merupakan simbolisasi psike manusia yakni ketika manusia diperhadapkan dengan rintangan dan cobaan-cobaan sebagai proses latihan dari hero untuk mencapai kematangan pribadi baik secara fisik maupun spiritual.