
Konflik Politik dalam Kepengurusan Partai di Sumatera Barat
Author(s) -
Akmal Arianto,
Aidinil Zetra,
Rheinaldo Resta Fadhilah
Publication year - 2021
Publication title -
jurnal terapan pemerintahan minangkabau
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2798-9380
pISSN - 2798-9941
DOI - 10.33701/jtpm.v1i1.1871
Subject(s) - political science , humanities , art
Penelitian ini membahas tentang konflik politik dalam kepengurusan Partai X Sumatera Barat. Penelitian bertujuan menganalisis faktor-faktor penyebab dan implikasi konflik politik yang terjadi di kepengurusan Partai X Sumatera Barat. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan defenisi konflik politik dari Ramlan Surbakti yang mendefenisikan konflik politik sebagai perbedaan pendapat, persaingan dan pertentangan di antara sejumlah individu, kelompok atau organisasi dalam upaya untuk mendapatkan dan mempertahankan sumber-sumber dari keputusan yang dibuat dan dilaksanakan pemerintah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe deskriptif. Teori yang digunakan dalam penelitian yaitu teori faktor-faktor penyebab konflik dari Simon Fisher dan konsep konflik politik dari Ramlan Surbakti. Penelitian ini menghasilkan beberapa simpulan terkait faktor penyebab konflik politik. Pertama adanya rasa ketidakpercayaan pengurus X Sumatera Barat terhadap SO. Kedua rasa kekecewaan ketua X kepada W yang tidak mampu mengambil sikap dengan tegas dalam konflik yang terjadi di kepengurusan. Ketiga kurangnya rasa saling menghargai antara tokoh senior dan junior X di Sumatera Barat. Keempat perbedaan pandangan dalam kepengelolaan partai antara kubu SO dengan kubu D. Konflik politik di X memiliki implikasi terhadap pergantian ketua serta pemecatan 10 anggota dewan X Sumatera Barat dari kubu D, sehingga kader yang dipecat memilih untuk berpindah partai. Hasil penelitian ini dapat disimpukan bahwa konflik kepengurusan X Sumatera Barat disebabkan oleh benturan kepentingan sumber kewenangan antara pihak VM yang mendapatkan dukungan dari SO dengan kubu HM yang mendapat dukungan dari D. Konflik semakin diperuncing dengan ego senioritas M dan HM memandang VM sebagai tokoh muda yang belum bepengalaman dalam dunia kepartaian. Konflik ini tentu berimplikasi pada kepercayaan masyarakat terhadap Partai X terutama pengurus X Sumbar.