
ANALISIS BIAYA KUALITAS MENGGUNAKAAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) PADA USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM)
Author(s) -
Irwan Sukendar,
Andre Sugiyono,
Fauyan Supardi
Publication year - 2021
Publication title -
applied industrial engineering journal
Language(s) - Bosnian
Resource type - Journals
ISSN - 2615-3033
DOI - 10.33633/aiej.v4i1.4611
Subject(s) - physics , mathematics , agricultural science , biology
Abstrak UMKM Bandeng Presto Pak Han merupakan usaha rumahan yang bergerak pada pembuatan bandeng presto. Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik usaha, setiap hari dalam produksi pasti ada bandeng presto yang rusak tidak bisa dijual ke pasaran serta dinyatakan produk reject. Rata rata produk reject mencapai pada presentase 4%-7% dalam setiap produksi. Produk reject dan sisa penjualan hari itu akan diambil oleh pengepul dan akan dijual kembali setengah harga yang berakibat dengan menurunnya laba yang diterima oleh Bandeng Presto Pak Han . Penelitian bertujuan melakukan perhitungan biaya kualitas yang belum pernah diperhitungkan sebelumnya, serta mengidentifikasi biaya-biaya apa saja yang dikeluarkan dalam upaya meningkatkan kualitas produk serta meningkatkan laba penjualan. Dari pengamataan serta perhitungan dari waktu baku serta perhitungan semua aspek biaya produksi maka disimpulkan metode Activity Based Costing (ABC Berdasarkan pada hasil pengolahan data yang telah dilakukan dengan Activity Based Costing (ABC) Dari hasil perhitungan biaya kualitas selama 6 bulan sebesar Rp 22.971.234,44. Pada biaya pencegahan paling rendah pada bulan juli dan agustus yaitu Rp. 2.090.694,32 dengan presentase rasio sebesar 32,26% dan biaya pencegahan paling tinggi terjadi pada bulan juni, sebesar Rp 1.304.233,96 dengan rasio 38,82% . Pada biaya penilaian paling rendah yaitu pada bulan juli dan agustus yaitu Rp. 1.072.245,97 dengan presentase 15,55 % dan biaya penilaian paling tinggi terjadi pada bulan maret sebesar Rp. 1.040.000,00, pada bulan april sebesar Rp. 1.000.000,00 dan pada bulan mei sebesar Rp. 9.20.000,00 dengan rasio 16,67%. Serta pada biaya kegagan paling rendah terdapat pada bulan Agustus sebesar Rp. 952.500,00 dengan rasio 14,70%, serta biaya kegagalan paling tinggi terdapat pada bulan mei sebesar Rp. 1.290.000,00 dengan presentase 23,37%. Kata Kunci : Activity Based Costing, Biaya Kualitas, Bandeng Presto