z-logo
open-access-imgOpen Access
PERUBAHAN LAFADZ TASTATHI’ & TASTHI’ QS. AL-KAHFI PADA CERITA MUSA DAN KHIDR KAJIAN EMPIRISM
Author(s) -
Nana Meily Nurdiansyah,
Hudriyah Hudriyah,
Robi’atul Hadawiyah
Publication year - 2021
Publication title -
islamika
Language(s) - Uzbek
Resource type - Journals
eISSN - 2686-5653
pISSN - 1858-0386
DOI - 10.33592/islamika.v14i2.1030
Subject(s) - humanities , philosophy , art , theology
artikel ini berfokus pada konsepsi empirisme dari beberapa tokoh yang menyatakan bahwa sumber pengetahuan adalah pengalaman (inderawi/pengamatan). Menurut Robinson Dave dalam buku Filsafat Ilmu Klasik hingga Kontemporer bahwa empirisisme menyatakan baik geometri maupun logika takkan memberi tahu Anda sesuatu mengenai dunia nyata. Tidak ada cara ajaib untuk melampaui batas apa yang bisa kita lihat, dengar, rasakan, cium, dan sentuh. Jadi menurut pandangan kaum empiris, akal tidak bisa memberi kita pengetahuan tentang realitas tanpa adanya pengalaman inderawi. Adapun kajian dari teori ini adalah tentang kisah nabi Musa di mana nabi Khidir memberikan beberapa pengetahuan untuk diamati sebagai pengalaman yang dialami oleh anak Imran ini.

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here