
MANIFESTO FUTURISME FILIPPO TOMMASO MARINETTI DAN PROGRESIVISME AGRESIF DALAM SEJARAH
Author(s) -
Victor Delvy Tutupary
Publication year - 2019
Publication title -
dialektika
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2685-791X
pISSN - 1858-3679
DOI - 10.33477/dj.v12i2.1104
Subject(s) - humanities , art , philosophy
Abstrak
Penulisan karya ilmiah yang berjudul “Manifesto Futurisme Filippo Tommaso Marinetti dan Progresivisme Agresif dalam Sejarah” bertujuan untuk memaparkan pemikiran Marinetti mengenai filsafat sejarah dan bagaimana konsekuensinya bagi kesadaran ontologis manusia sebagai makhluk yang menyejarah. Tulisan ini dilatarbelakangi oleh kegelisahan eksistensial mengenai modernitas yang menawarkan perubahan dan kemajuan dengan cepat namun menyisakan lubang kehampaan di dalam diri manusia modern. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan, yang dilaksanakan melalui tahapan inventarisasi data, pengklasifikasian dan reduksi data, analisis data, dan penyajian data. Data-data dalam penelitian ini dianalisis menggunakan metode interpretasi, heuristika, holistika, dan kesinambungan historis. Manifesto futurisme yang dimaklumatkan oleh Marinetti memandang gerak sejarah secara linier. Alur sejarah selalu bergerak maju ke depan secara progresif agresif dengan menghancurkan tradisi masa lampau. Futurisme menempatkan kecepatan menjadi simbol kemajuan, dan menjadi standar nilai moralitas dan estetis yang baik dan indah, sedangkan kelambanan adalah kejahatan. Futurisme yang progresif agresif dalam seni berhasil membuka ruang kreativitas yang baru dan inovatif, melahirkan aliran-aliran seni avant-garde yang mengubah sejarah estetika. Progresivisme agresif melahirkan invensi teknologi yang cepat dan semakin canggih, sehingga hidup manusia menjadi semakin mudah. Namun, progresivisme agresif mempunyai sisi yang negatif dan destruktif. Kemajuan yang terlalu mendewakan kecepatan, rasio, dan maskulinitas telah menyisakan kekosongan dalam diri manusia modern. Kekosongan tersebut dapat diisi oleh kelambanan yang reflektif untuk mere-evaluasi nilai-nilai hidup dengan menengok kembali pada nilai-nilai luhur tradisi. Kelambanan tersebut menciptakan jeda untuk mengkontemplasikan kembali makna keberadaan manusia dalam arus deras sejarah yang selalu berubah.