z-logo
open-access-imgOpen Access
Laporan Kasus TB paru koinfeksi HIV/AIDS
Author(s) -
Ibnu Arief Dafitri,
Irvan Medison,
Dessy Mizarti
Publication year - 2020
Publication title -
jurnal kedokteran yarsi
Language(s) - Italian
Resource type - Journals
ISSN - 2460-9382
DOI - 10.33476/jky.v28i2.1420
Subject(s) - medicine , human immunodeficiency virus (hiv) , gynecology , tuberculosis , immunology , pathology
TB paru merupakan penyakit infeksi yang sering dijumpai di Indonesia. TB paru masih menjadi permasalahan kesehatan di dunia, dengan harapan di tahun 2030 kasus TB paru dapat dieradikasi secara tuntas. Bersamaan dengan kasus TB paru yang belum tuntas, infeksi HIV/AIDS masih cukup tinggi di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Infeksi HIV/AIDS dapat memperberat kondisi klinis pasien TB paru itu sendiri. Mendiagnosis kasus TB paru pada pasien dengan HIV/AIDS pada prinsipnya tidak berbeda dengan kasus TB paru tanpa konfeksi HIV/AIDS. Pemeriksaan standar pada kasus TB paru berdasarkan pemeriksaan mikrobiologi berupa pemeriksaan sputum BTA dan tes cepat molekular untuk mengetahui adanya kuman yang telah resisten terhadap obat rifampisin. Pemeriksaan radiologi tetap diperlukan untuk membantu diagnosis TB paru, terutama pada pasien–pasien yang sukar mengeluarkan sputumnya. Pemeriksaan radiologi juga bermanfaat untuk melihat luasnya lesi paru yang diakibatkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis dan penyakit oportunistik lain yang menyerang paru penderita dengan konfeksi HIV/AIDS. Pemberian obat Anti Retro Viral (ARV) pada kasus ini sebaiknya dimulai dalam waktu 2 minggu setelah pemberian Obat Anti Tuberkulosis (OAT).

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here