
KAJIAN ISLAM TERHADAP SILA KEDUA DALAM PANCASILA SEBAGAI PENJAGA MULTIKULTURALISME
Author(s) -
Sulistyani Eka Lestari
Publication year - 2019
Publication title -
pendidikan multikultural
Language(s) - English
Resource type - Journals
ISSN - 2686-083X
DOI - 10.33474/multikultural.v3i2.4759
Subject(s) - political radicalism , ideology , islam , multiculturalism , humanities , indonesian , guardian , political science , philosophy , religious studies , sociology , theology , law , politics , linguistics
Pancasila sudah lama menjadi ideologi bangsa Indonesia. Meskipun demikian, masih banyak subyek bangsa ini yang tidak menempatkannya sebagai ideologi. Mereka menunjukkan sikap dan perilaku yang berlawanan dengan ideologi. Salah satu sila dalam Pancasila yang dilanggar atau dilecehkannya adalah sila kedua (kemanusiaan yang adil dan beradab). Bentuk perbuatan yang ditunjukkan dengan melecehkan sila kedua dari Pancasila ini adalah radikalisme baik secara individual maupun kelompok. Pancasila sebagai penjaga multikulturalisme hanya disikapi sebagai kumpulan teks yang tidak bermakna.Kata kunci: Pancasila, ideologi, radikalisme, multikulturalisme, Islam Pancasila has long been the ideology of the Indonesian. Even so, there are still many subjects of this nation that do not place it as an ideology. They show attitudes and behaviors that are contrary to the ideology. One of the principle in Pancasila that was violated or abused was the second principle (fair and civilized humanity). The form of deeds shown by insulting the second principle of the Pancasila is radicalism both individually or in groups. Pancasila as the guardian of multiculturalism is only addressed as a collection of meaningless texts.Keywords: Pancasila, ideology, radicalism, multiculturalism, Islamic