z-logo
open-access-imgOpen Access
Tumpang Tindih Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan dengan Pertambangan Timah di Perairan Kota Pangkalpinang, Bangka Belitung
Author(s) -
Siti Aisyah,
Leni Anggeraini,
Endang Bidayani,
Kurniawan Kurniawan
Publication year - 2019
Publication title -
jurnal penyuluhan perikanan dan kelautan
Language(s) - Uncategorized
Resource type - Journals
eISSN - 2684-8651
pISSN - 1978-6514
DOI - 10.33378/jppik.v13i3.133
Subject(s) - physics
Wilayah Kepulauan Bangka Belitung memiliki potensi timah yang cukup besar dan dimanfaatkan sejak ratusan tahun lalu sebagai penghasil devisa bagi Indonesia. Lokasi penambangan timah yang menjadi kajian ini yaitu perairan Kota Pangkalpinang. Selain menjadi sumber eksploitasi penambangan timah laut, perairan Kota Pangkalpinang juga dimanfaatkan sumberdayanya dengan kegiatan perikanan tangkap oleh nelayan. Masalah dalam pemanfaatan ganda sumberdaya pesisir adalah ketidakseimbangan pemanfaatan sumberdaya, sehingga berpotensi menimbulkan konflik.Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui dampak penambangan timah di laut dan rekomendasi kebijakan pengelolaan sumberdaya yang tepat di Perairan Kota Pangkalpinang. Metode penelitian ini adalah metode survei dengan analisis deskriptif kualitatif. Pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling.  Hasil dari penelitian menunjukan bahwa analisis konflik pemanfaatan sumberdaya pesisir terdiri dari empat isu utama meliputi 1) isu lingkungan  bahwa kondisi perairan yang mulai tercemar sebagai dampak dari penambangan timah ilegal di laut; 2) penertiban  oleh Pemerintah Kota Pangkalpinang terhadap penambangan timah ilegal untuk menegakan aturan; 3) isu sosial layaknya fenomena gunung es yang suatu saat dapat meledak dan menjadi masalah yang berujung konflik, terutama dalam perebutan pemanfaatan sumberdaya pesisir antara nelayan dan penambang timah di laut; dan 4) isu ekonomi, terkait  perbedaan pendapatan antara nelayan dan penambang timah menyebabkan kegiatan penambangan sulit ditinggalkan oleh masyarakat, dan berpotensi menjadikan penambang sebagai profesi sampingan bagi sebagian nelayan. Adapun analisis resolusi konflik perlu dilakukan secara harmoni antara pemerintah, masyarakat, swasta, perguruan tinggi dan LSM dengan pendekatan pemahaman kepentingan pelestarian lingkungan, sehingga kebijakan pengelolaan sumberdaya pesisir yang tepat dapat dilakukan.

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here