
EVALUASI DAMPAK PENGGUNAAN BAHAN KIMIA SELAMA KEGIATAN PEMUGARAN CANDI BRAHU
Author(s) -
Ira Fatmawati
Publication year - 2018
Publication title -
borobudur /borobudur
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2721-1517
pISSN - 1978-8584
DOI - 10.33374/jurnalkonservasicagarbudaya.v12i1.183
Subject(s) - physics , humanities , art
Candi Brahu merupakan salah satu bangunan yang telah ditetapkan sebagai cagar budaya peringkatnasional. Candi ini telah dilakukan dua kali pemugaran, yaitu : masa kolonial Belanda dan masa pemerintah Indonesia.Berdasarkan laporan hasil pemugaran tahun 19911995 tercatat ada empat bahan kimia yang diaplikasikan padabangunan candi, yaitu : Silicosol yang berfungsi sebagai bahan pelindung, Araldite tar sebagai bahan kedap air, sertaAC 322 dan Hyvar XL sebagai bahan herbisida. Kegiatan pemugaran kedua ini telah berlalu lebih dari 20 tahun danbelum pernah dievaluasi. Tujuan dari kegiatan ini untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari penggunaanbahan kimia selama kegiatan pemugaran kedua. Kegiatan ini dilakukan dengan melakukan pengamatan secaralangsung di Candi Brahu kemudian mendata jenis bata, letak aplikasi bahan kimia, serta dampak yang ditimbulkandari penggunaan bahan tersebut dengan cara mendata jenis kerusakan. Hasilnya, bata penyusun candi terdiri daritiga jenis, yaitu : bata lama, bata lama yang dipasang kembali ketika pemugaran Belanda, dan bata hasil pemugarantahun 19911995. Aplikasi bahan Silicosol hanya dilakukan pada kaki I dan kaki II. Araldite tar diaplikasikan padabagian bawah bata yang dianggap lantai, batas bata hasil pemugaran tahap I dan tahap II, serta di atas dan sampinglapisan cor beton. Untuk aplikasi AC 322 dan Hyvar XL hanya dilakukan pada tahap III di bagian tubuh sedangkanaplikasi pada bagian lain dari bangunan candi tidak ditemukan datanya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwabata hasil pemugaran tahun 19911995 cenderung rapuh sedangkan dua jenis bata lainnya tampak utuh. BahanSilicosol dioles pada seluruh permukaan bata bagian kaki I dan kaki II, namun pengelupasan dan kerapuhan batalebih banyak terjadi pada bata hasil pemugaran tahun 19911995. Ini menandakan kerusakan itu bukan akibatpenggunaan bahan Silicosol tetapi karena kualitas bata yang kurang bagus. Aplikasi bahan Araldite tar masih efektifterlihat pada struktur bata yang tidak mengalami kerusakan. Efektivitas bahan AC 322 dan Hyvar XL tidak dapatbertahan lama sehingga tidak dapat diamati dampaknya terhadap bangunan candi. Evaluasi dampak penggunaanbahan kimia setelah kegiatan konservasi dan kajian untuk mencari solusi penanganan kerusakan perlu dilakukanuntuk mencegah kerusakan semakin luas.