
Tanin Sebagai Inhibitor Korosi Artefak Besi Cagar Budaya
Author(s) -
dkk Ari Swastikawati
Publication year - 2017
Publication title -
borobudur /borobudur
Language(s) - Slovenian
Resource type - Journals
eISSN - 2721-1517
pISSN - 1978-8584
DOI - 10.33374/jurnalkonservasicagarbudaya.v11i1.165
Subject(s) - physics , traditional medicine , chemistry , medicine
Stabilisasi adalah proses untuk menstabilkan artefak besi yang bertujuan untuk mencegah korosi lanjutan.Proses tersebut dilakukan dengan mengaplikasikan larutan inhibitor. Inhibitor korosi yang sering digunakan dalamproses stabilisasi artefak besi adalah tanin. Tanin merupakan senyawa kimia yang banyak ditemukan pada tanaman.Indonesia memiliki kekayaan alam yang berlimpah salah satunya adalah tanaman yang menghasilkan zat taninantara lain: teh, daun jambu biji, daun gambir, daun kopi, salak dan sebagainya. Sehingga Indonesia memilikipotensi yang besar untuk mengembangkan tanaman tersebut sebagai inhibitor korosi artefak besi. Kajian Taninsebagai Inhibitor Korosi Artefak Besi Cagar Budaya bertujuan untuk mengetahui metode aplikasi tanin yang tepatpada artefak besi dan menentukan lingkungan yang sesuai untuk artefak besi yang telah dikonservasi dengan tanin.Metode penelitian yang dilaksanakan dalam kajian ini meliputi studi referensi, observasi dan eksperimen dilaboratorium. Eksperimen yang dilakukan meliputi ektraksi teh dari Nglinggo, pengukuran kadar tanin dalamekstrak teh, dan dilanjutkan dengan uji metode aplikasi tanin dengan berbagai perlakuan. Perlakuan tanin sintetikdibandingkan dengan ekstrak teh. Perlakuan penambahan asam fosfat, dan perlakuan pelapisan dengan paraloidpada sampel besi yang telah diberi tanin. Serta perlakuan pengaruh lingkungan (suhu dan kelembaban) denganmenempatkan sampel besi yang telah diberi tanin di luar ruangan, dalam ruang tanpa AC, dan dalam ruang ber-AC.Hasil penelitian menunjukan kandungan ekstrak daun teh tua asal Nglinggo 12,11% dan kandungan ekstrakdaun teh mudanya 12,61%. Kandungan tanin dalam daun teh tua asal Nglinggo 1,78% dan kandungan tannin dalamdaun teh mudanya 2,69%. Tanin dari ekstrak teh dapat menghambat korosi pada artefak besi namun kemampuannyamasih di bawah tanin sintetik. Dalam aplikasi larutan ekstrak untuk stabilisasi besi perlu penambahan asam fosfatuntuk mencapai pH optimum. Pelapisan paraloid dibutuhkan jika lapisan tanin besi yang terbentuk tipis. Jika taninyang terbentuk sudah tebal maka tidak diperlukan lapisan pelindung tambahan. Pelapisan diperlukan pada artefakyang distabilkan dengan ekstrak teh. Lamanya perlindungan kompleks besi-tanin terhadap artefak besi sangatdipengaruhi oleh kondisi lingkungan. Besi yang telah distabilkan dengan tanin dan dilapisi akan lebih terawetkanjika berada pada lingkungan yang stabil dengan kelembaban udara di bawah 50% jika masih mengandung klor dandi bawah 65% jika sudah tidak mengandung klor.