Open Access
PENGURANGAN RISIKO BENCANA GEMPA BUMI-TSUNAMI DI PANGKALAN TNI AU PADANG AKIBAT MEGATHRUST MENTAWAI
Author(s) -
Arwin Datumaya Wahyudi Sumari,
Sutopo Purwo Nugroho,
Tri Nur Addin
Publication year - 2016
Publication title -
jurnal pertahanan dan bela negara
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2620-7400
pISSN - 2620-5262
DOI - 10.33172/jpbh.v6i1.304
Subject(s) - physics , seismology , humanities , geology , philosophy
- Berdasarkan data geologi, sejak tahun 2009 para ahli telah memperkirakan bahwa di Kepulauan Mentawai akan terjadi gempa bumi besar ( megathrust ) dengan magnitudo 8,9 skala Richter dan 10 menit setelahnya akan terjadi tsunami di kepulauan tersebut. Pada menit ke-35, tsunami setinggi 10 meter akan sampai di Kota Padang yang berjarak 2,5 km dari garis pantai, tergantung topografi daratannya. Pangkalan TNI Angkatan Udara (Lanud) Padang termasuk salah satu wilayah yang terancam oleh megathrust Mentawai karena terletak hanya ±800 meter dari garis pantai. Untuk mengetahui seberapa tinggi risiko bencana gempa bumi di Lanud Padang, telah dilakukan penelitian dengan cara menilai bahaya gempa bumi, kerentanan bangunan, dan kapasitas masyarakat, sedangkan untuk mengetahui seberapa tinggi risiko dan dampak bencana tsunami dilakukan penilaian bahaya tsunami dan waktu evakuasi tsunami. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah integrasi data dari sistem informasi geografis, citra potret udara, dan observasi di lapangan. Penilaian bahaya gempa bumi merupakan perpaduan informasi antara geologi Lanud dengan nilai indeks seismik Sumatera Barat. Penilaian kerentanan bangunan melalui observasi dengan menggunakan metode Rapid Visual Screening (RVS) of building for potential seismic hazard yang dikembangkan oleh Federal Emergency Management Agency (FEMA). Penilaian kapasitas masyarakat melalui wawancara dan kuesioner terhadap variabel kesadaran dan kesiapsiagaan. Penilaian bahaya tsunami dilakukan dengan memadukan informasi mengenai elevasi permukaan lahan, kelas kerawanan tsunami Kota Padang dan ketinggian air landasan tsunami. Penilaian waktu evakuasi tsunami dilakukan dengan memadukan informasi mengenai simulasi evakuasi bahaya tsunami dan klasifikasi waktu evakuasi. Berdasarkan hasil analisa, penilaian risiko bencana gempa bumi menghasilkan 5 (lima) kelas indeks risiko yaitu sangat rendah (0-0,240), rendah (0,241-0,480), sedang (0,481-0,720), tinggi (0,721-0,960) dan sangat tinggi (0,961-1,200). Penilaian dampak bencana tsunami menghasilkan lima kelas indeks dampak yaitu sangat rendah (0-1,17), rendah (1,171-1,710), sedang (1,711-2,250), tinggi (2,251-2,790) dan sangat tinggi (2,791-3,360). Upaya pengurangan risiko dilakukan dengan menitikberatkan pada peningkatan infrastruktur dan peningkatan kapasitas dapat mengurangi akibat yang ditimbulkan oleh bencana gempa bumi-tsunami. Kata Kunci: gempa bumi, kapasitas masyarakat, kerentanan bangunan, risiko, tsunami