z-logo
open-access-imgOpen Access
Pengambilkiraan ‘Urf dan Adat Dalam Fatwa Semasa: Analisis Terhadap Adat Kematian Bajau di Sabah
Author(s) -
Syamsul Azizul Marinsah,
Mohd Anuar Ramli,
Khairul Azhar Meerangani,
Muhammad Sayuti Sabdan
Publication year - 2018
Publication title -
journal of fatwa management and research
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 0127-8886
pISSN - 2232-1047
DOI - 10.33102/jfatwa.vol12no1.19
Subject(s) - fiqh , jurisprudence , islam , political science , law , sharia , sociology , theology , philosophy
In the disciplines of Usul al-Fiqh (principle of Islamic jurisprudence), “al-urf wa al-adah” has its own significance in the process of construction of Islamic jurisprudence. ‘Urf and customs determination in fatwa very important because it can influence the construction of Islamic jurisprudence and fatwa against the reality of the local community. The failure to understand the ‘urf and custom of a society will lead to a ruling (hukm) or fatwa is not relevant for applicable in the community. Therefore, the purpose of this study is tried to express that ‘urf and custom in Sabah Bajau community can be determined to ensure a balance between idealism in Islamic jurisprudence especially on death ritual Bajau people in reality implementation in the Bajau community. Accordingly, this is a qualitative study which adopts interviews and data analyze. Eventually, the findings of the study shows that in the customs of the Bajaus, there are many exaggerations result of the experience and local wisdom Bajau community. This element of exaggeration should be analyzed whether classified in ‘urf sahih or ‘urf fasid so as not to affect the process of the construction of Islamic jurisprudence or fatwa. Keywords: ‘Urf, Fatwa, Bajau, Local Wisdom, Death Ritual ABSTRAK Dalam disiplin ilmu Usul al-Fiqh, ‘urf dan adat mempunyai signifikan yang tersendiri dalam proses pembinaan hukum Islam. Pengambilkiraan ‘urf dan adat ini sangat penting kerana ia mampu mempengaruhi pembinaan hukum Islam dan fatwa yang berlatarkan realiti masyarakat setempat. Pengambilkiraan suatu adat atau ‘urf itu perlu berasaskan world-view sesuatu masyarakat. Hal ini bermakna, kegagalan memahami ‘urf dan adat sesuatu masyarakat akan menyebabkan sesuatu hukum atau fatwa tidak relevan untuk diaplikasikan dalam masyarakat. Pengabaian kepada pengambilkiraan ‘urf dan adat dalam berfatwa pasti mengundang kesulitan dan kepayahan kepada sesuatu masyarakat. Justeru, objektif kajian ini cuba mengemukakan bahawa adat dan ‘urf masyarakat Bajau di Sabah boleh diambilkira dalam proses istinbath hukum atau berfatwa khususnya dalam adat kematian masyarakat Bajau. Ini perlu bagi memastikan keseimbangan di antara idealisme yang terkandung dalam hukum adat kematian dalam Islam dengan realiti perlaksanaannya di dalam masyarakat Bajau. Sehubungan itu, kajian ini merupakan kajian kualitatif yang menggunakan metode pengumpulan data melalui kaedah temu bual dan analisis dokumen. Hasil kajian mendapati, dalam adat kematian Bajau di Sabah, terdapat banyak tokok tambah hasil daripada pengalaman dan local wisdom masyarakat Bajau. Unsur tokok tambah ini perlu dianalisis sama ada ia termasuk dalam ‘urf fasid kerana adanya unsur bid’ah ataupun ia termasuk dalam ‘urf sahih kerana pengambilkiraan ‘urf tersebut tidak menjejaskan proses pembinaan hukum Islam atau fatwa. Kata kunci: ‘Urf, Fatwa, Bajau, Local Wisdom, Adat Kematian

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here