Open Access
Preeklamsia Berat dengan Prematuritas dan Post Sectio Sesarea Ditinjau dari Aspek Medis, Kaidah Dasar Bioetik, dan Perspektif Islam
Author(s) -
Nasrudin Andi Mappaware,
Abd Rahman,
Ugi Nugraha,
Nuraini Abidin
Publication year - 2019
Publication title -
umi medical journal/umi medical journal
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2685-7561
pISSN - 2548-4079
DOI - 10.33096/umj.v4i2.72
Subject(s) - gynecology , physics , medicine , traditional medicine
Latar Belakang : Tingginya angka kematian ibu (AKI) di Indonesia yang mencapai 305/100.000 orang (Kemenkes, 2015). Dimana preeklamsia merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya AKI. Selain itu, preeclampsia juga berdampak pada bayi yang dilahirkan seperti berat badan lahir rendah, pertumbuhan janin terhambat serta turut menyumbangkan besarnya angka morbiditas dan mortalitas perinatal. Salah satu upaya untuk meminimalkan faktor resiko preeklamsia terhadap ibu dan bayi dengan melakukan pemeriksaan berkala secara rutin pada ibu hamil. Selain sarana dan prasarana yang belum mamadai, patogenesis yang belum jelas juga menjadi faktor kualitas penanganan preeklampsia masih beragam.
Laporan Kasus : Seoarang Perempuan, 25 tahun, G2P1A0 datang ke IGD RS “Ibnu Sina” dengan keluhan nyeri kepala yang dirasakan sejak 1 hari sebelum masuk RS, nyeri perut tembus kebelakang tidak ada, tidak ada pelepasan darah, lendir dan air. Gerakan janin masih dirasakan ibu. BAB normal. BAK lancar. Riwayat SC 1x atas indikasi PEB. Riwayat penggunaan kontrasepsi (-). HPHT 12/05/2017. Tanda Vital TD: 200/100 mmHg, nadi: 87x/m, pernapasan: 20x/m, suhu: 36,5 °c. Pemeriksaan laboratorium dalam protein urin +3. Di Diagnosis dengan Preeklamsia Berat dengan Prematuritas (gravid 31 minggu) dan post operasi sectio cesarea anak pertama. Rencana penatalaksanaan adalah terminasi kehamilan dengan tindakan operasi section cesarean.
Pembahasan : Berdasarkan kasus, kondisi tersebu dapat mengancam jiwa ibu dan bayi sehingga ditinjau dari aspek medis maka penanganan yang tepat dilakukan sesuai dengan pedoman terapi preemlamsia berat dan terminasi kehamilan yang preterm. Namun berdasarkan analisa bioetik, dilema etik yang muncul yaitu prinsip beneficience dan non-maleficence dengan pengambilan keputusan etik berdasarkan pendekatan Medical Indication dan Quality of Life. Analisa berdasarkan sudut pandang islam yang terkandung dalam surat Al-Isra ayat 7;Ar-Rahman ayat 60; Al-Mu’minun ayat 61; dan Al-Maidah ayat 32 serta teori etik islam.