
HOMESCHOOLING DI KELUARGA PENGHAFAL AL-QURAN
Author(s) -
Anne Sandra Dewi
Publication year - 2020
Publication title -
dialektika
Language(s) - Uncategorized
Resource type - Journals
eISSN - 2654-5985
pISSN - 1907-1159
DOI - 10.32816/dialektika.v7i1.1348
Subject(s) - humanities , psychology , pedagogy , philosophy
Keluarga harus mengetahui alasan yang tepat mengapa memilih metode Homeschooling dalam proses hafalan Al-Quran. Ayah dijadikan sebagai sosok utama dalam proses hafalan Quran, teknik komunikasi yang diterapkan, intensitas belajar, kurikulum dan tujuan yang ingin dicapai dengan Homeschooling. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, pendekatan studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alasan keluarga memilih ayah sebagai sosok utama dalam proses hapalan Al-Quran adalah adanya kesadaran bahwa pendidikan zaman Rasulullah berasal dari rumah, sekolah formal memiliki dampak negatif, dan adanya tekanan secara psikologis. Alasan ayah dipilih keluarga sebagai sosok utama dalam proses hapalan Al-Quran adalah karena Ayah Aries mendapatkan motivasi sebagai orangtua untuk mengajarkan Al-Quran pada anaknya, Ayah Aries memiliki kemampuan bahasa Arab dan di anggap lebih sabar, anak termotivasi saat melihat ayah menghafal Al-Quran. Teknik komunikasi yang diterapkan ayah adalah audio, kata kunci, pengulangan, mempertontonkan video para penghafal Al-Quran sebagai penambah semangat. Intensitas belajar yang diterapkan adalah pada waktu ba’da Subuh dan ba’da Maghrib selama 30 menit. Kurikulum Homeschooling yang digunakan adalah personal kurikulum. Tujuan yang ingin dicapai dengan menggunakan Homeschooling adalah Al-Quran menjadi ruh bagi Rasyid, memberikan keberkahan hidup, dan mendapatkan pertolongan di hari akhir (syafaat).